Bisnis.com, JAKARTA -- PT Erajaya Swasembada Tbk. menjadi salah satu saham yang menarik perhatian publik. Pasalnya, harga saham itu mengawali tahun ini dengan kinerja yang buruk. Nah, berikut Bisnis.com kompilasi fakta tentang emiten berkode ERAA tersebut?
1. Harga Saham ERAA Anjlok Sepanjang Tahun Berjalan 2019
Pada perdagangan Jumat (03/05/2019), harga saham ERAA memang naik 2,21% menjadi Rp1.155 per saham. Namun, secara year to date (ytd), harga saham ERAA sudah merosot 47,5%.
Saat ini, kapitalisasi pasar ERAA senilai Rp3,68 triliun dengan price earning to ratio (PER) 4,21 kali.
Pada perdagangan Jumat, harga saham ERAA sempat tarik ulur dari naik hingga kembali turun. Level tertinggi harian berada di level Rp1.185 atau naik 4,86%, sedangkan harga terendah di level Rp1.085 per saham atau turun 3,98%.
Padahal, kinerja 2018 ERAA bisa dibilang cukup ciamik. Dari segi pendapatan, ERAA mencatatkan kenaikan 43,39% menjadi Rp34,74 triliun dibandingkan dengan 2017.
Baca Juga
Lalu, dari laba bersih melejit 156,18% menjadi Rp889,34 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2. Penyebab Penurunan Laba Bersih
Pada kuartal I/2019, ERAA mencatatkan penurunan laba bersih yang signifkan. Laba bersih perseroan turun sebesar 73,88% menjadi Rp56,53 miliar dibandingkan dengan Rp216,46 miliar pada periode sama tahun lalu.
Menurut laporan keuangannya, penurunan laba bersih perseroan itu disebabkan oleh tiga hal.
Pertama, penurunan pejualan sebesar 13,96% menjadi Rp7,12 triliun. Penjualan perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini lebih rendah sekitar Rp1,15 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Kedua, kenaikan beban lainnya sebesar 4.896% menjadi Rp6,8 miliar dibandingkan dengan Rp136,1 juta pada kuartal I/2018.
Ketiga, Biaya keuangan yang melonjak 98,81% menjadi Rp100,43 miliar dibandingkan dengan Rp50,51 miliar pada periode sama tahun lalu. Biaya keuangan melonjak seiring kenaikan beban bunga sebesar 122,53% menjadi Rp97,47 miliar dibandingkan dengan Rp43,8 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.
3. Empat dari Delapan Sumber Pendapatan ERAA Turun
ERAA mencatatkan penurunan penjualan secara keseluruhan sebesar 13,96%. Penurunan itu terjadi karena ada empat sumber pendapatannya yang mencatatkan penurunan penjualan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
Keempat sumber pendapatan itu antara lain, telepon selulerdan tablet, aksesoris, starter packs, dan suku cadang.
Kontribusi Pendapatan ERAA Sepanjang Kuartal I/2019 | |||
---|---|---|---|
Pos Penjualan | Kuartal I/2018 | Kuartal I/2019 | % |
Telepon Seluler dan Tablet | Rp6,91 triliun | Rp5,51 triliun | -20,23 |
Voucher elektronik | Rp567,96 miliar | Rp767,29 miliar | 35,09 |
Aksesoris | Rp316,2 miliar | Rp310,34 miliar | -1,85 |
Komputer dan peralatan elektronik lainnya | Rp224,79 miliar | Rp260,11 miliar | 15,71 |
starter packs | Rp148,84 miliar | Rp67,78 miliar | -54,45 |
voucher fisik | Rp45,89 miliar | Rp108,31 miliar | 136 |
suku cadang | Rp16,36 miliar | Rp12,73 miliar | -22,16 |
lain-lain | Rp43,14 miliar | Rp79,86 miliar | 85,1 |
Nominal penurunan terbesar berasal dari penjualan telepon seluler dan tablet sebesar 20,23% menjadi Rp5,51 triliun dibandingkan dengan Rp6,91 triliun pada kuartal pertama tahun lalu.
Dari segi persentase, ERAA mencatatkan penurunan terbesar dari penjualan starter packs sebesar 54,45% menjadi Rp67,78 miliar dibandingkan dengan Rp148,84 miliar pada tiga bulan pertama tahun lalu.
4. Punya Anak Usaha Baru
Sebenarnya, ERAA baru saja mendirikan anak usaha baru pada awal tahun ini. Emiten sektor importir,ritel, dan distribusi perangkat itu mendirikan PT Data Tekno Indotama pada 12 April 2019.
Data Tekno Indotama memiliki lini usaha perdagangan ritel peranti lunak di Indonesia. ERAA memiliki 99,99% anak usaha yang baru didirikannya tersebut.
Perusahaan anyar itu baru akan terdaftar dalam entitas anak ERAA pada April 2019. Harapannya, anak usaha baru itu bisa mendorong pertumbuhan bisnis yang dijalankan oleh perseroan.