Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. sedang membidik dua proyek yang ada di dua negara baru yang diharapkan dapat terealisasi tahun ini.
Direktur Operasi III Destiawan Soewardjono mengungkapkan bahwa perseroan tengah membidik proyek di Republik Madagaskar dan di Republik Rwanda “Madagaskar itu proyek infrastruktur pelabuhan dan di sana [Madagaskar] lagi mulai starting eksplorasi minyak itu akan ramai dan di Rwanda itu proyek building,” ujarnya di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Namun, menurutnya hingga saat ini proyek luar negeri yang nilai kontraknya paling besar ialah proyek pembangunan jembatan yang dilakukan perseroan di Sarawak, Malaysia.
Dengan proyek tersebut, emiten berkode saham WIKA tersebut mengantongi pendapatan sebesar Rp1,3 triliun. Selain itu, WIKA mendapatkan pekerjaan stasiun mass rapid transit di Taiwan dengan nilai Rp200 miliar pada April 2019. “Untuk Taiwan diharapkan hingga akhir tahun bisa mendapatkan Rp500 miliar,” ucapnya.
Destiawan memproyeksikan perseroan dapat mengantongi nilai kontrak baru dari luar negeri senilai Rp1,5 triliun—Rp2 triliun pada semester I/2019. Target yang dibidik dari luar negeri senilai Rp4,5 triliun tahun ini.
Sampai dengan pertengahan tahun 2019, sejumlah kontrak baru yang bakal didapatkan perseroan yakni dari Aljazair, Malaysia, serta Dubai, Nigeria, Senegal, Filipina.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengungkapkan bahwa tujuan perseroan menyasar negara-negara di kawasan Afrika untuk kontrak luar negeri karena peluang yang terbuka cukup masih cukup luas.
Selain itu, pengerjaan proyek luar negeri, menurutnya sekaligus menguji kemampuan perseroan dalam bersaing di kancah internasional. “Kami masuk ke area negara yang kemampuan similar atau di bawahnya sehingga laba lebih baik,” pungkasnya.
Adapun proyek luar negeri memiliki kontribusi sebesar 7% terhadap pendapatan perseroan.