Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. bakal fokus mengejar proyek properti untuk menambah pendapatan perseroan. Ke depannya, perseroan akan mengembangan empat kota mandiri.
Adapun proyek tersebut ialah proyek jangka panjang yang akan dikerjakan perseroan di empat wilayah yakni Pulo Mas, Jakarta, dan tiga kota mandiri lainnya ialah di sepanjang jalur kereta cepat Jakarta—Bandung.
Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengatakan bahwa belanja modal senilai Rp18,19 triliun pada tahun ini akan lebih banyak difokuskan untuk pengembangan sektor properti. “Tujuannya untuk recuring income yang diharapkan dapat memperbaiki laba dan sustainability,” ujarnya di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Tumiyana menjelaskan bahwa untuk proyek pengembangan kota mandiri di kawasan Pulo Mas, Jakarta tersebut perseroan akan bergandengan dengan kontraktor Jakarta Propertindo sebagai pemegang saham mayoritas dengan skema joint venture.
Dia mengatakan bahwa perseroan akan menggarap lahan seluas 300 hektare yang akan dilakukan secara bertahap, untuk tahap pertama, perseroan akan menggarap lahan seluas 100 hektare dengan jangka waktu 5 tahun—10 tahun. “Forecast revenue kasar tidak akan jauh dari Rp200 triliun,” ungkapnya.
Direktur Human Capital dan Pengembangan Novel Arsyad menjelaskan bahwa pada tahap pertama yang akan dikerjakan pada Oktober 2019, perseroan akan memulai eksekusi lahan tersebut.
Untuk pengembangan tahap pertama di tanah seluas 100 hektare tersebut, perseroan membutuhkan dana pengembangan hingga Rp50 triliun—Rp60 triliun dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
“Ini lokasinya ada di tengah kota, menurut kami, kami duduk sebagai master developer itu sudah membuat orang lain akan masuk, jadi belum tentu kami akan spend,” jelasnya.
Sementara itu, emiten berkode saham WIKA tersebut akan memulai pembangunan kawasan mandiri di sepanjang jalur kereta cepat Jakarta—Bandung pada 2020 di lahan seluas 1.979 hektara.
Lebih detail, perseroan akan menggerap lahan di tiga wilayah yakni Karawang seluas 250 hektare, Walini seluas 1.270 hektare, dan Tegalluar 450 hektare.
Dia mengatakan bahwa proyek tersebut merupakan pengembangkan jangka panjang dengan estimasi pendapatan senilai Rp266 triliun selama 50 tahun ke depan.