Bisnis.com, JAKARTA— Bagidua grup media besar, PT Media Musantara Citra Tbk. dan PT Surya Citra Media Tbk., pendapatan iklan dari kegiatan pemilihan umum 2019 ternyata tidaklah berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan iklan tahun ini.
Susanto Hartono, Wakil Presiden Direktur PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), induk usaha SCMA, menyebutkan iklan Pemilu 2019 hanya berkontribusi di bawah Rp100 miliar untuk seluruh anak usaha dan terbukukan pada periode bulan yang berbeda.
“Jadi kenaikan pendapatan lebih teratribusi karena kuatnya rating dari program di SCTV dan Indosiar, dan keberhasilan untuk memberikan advertising service kepada pengiklan secara komprehensif melalui platform TV dan digital, kemampuan untuk membuat branded content dan events serta berbagai terobosan lainnya yang mendapatkan apresiasi dari para pengiklan,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (23/4/2019).
Senada, Direktur Utama MNCN, David Fernando Audy tak banyak berharap dari iklan pemilu. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kontribusi pendapatan iklan media untuk pemilu tak signifikan karena dibatas batasi oleh KPU. Selain itu iklan politik lebih banyak muncul untuk-umbul dan juga kampanye kampanye off air.
Selain itu iklan digital menjadi faktor mencatat peningkatan yang signifikan sebesar 192% menjadi Rp261 miliar dibandingkan pada 2017 sebesar Rp89 miliar . Pendapatan iklan digital ini mewakili 3,6% dari total pendapatan, atau 43,9% dari kenaikan pendapatan bersih pada 2018.
MNCN sepanjang 2018 juga tercatat menggelontorkan biaya pemrograman mencapai Rp2,6 triliun sepanjang 2018 atau tumbuh 6% secara tahunan dibandingkan 2017 senilai Rp2,4 triliun.
Biaya pemograman yang lebih besar digunakan untuk pengembangan lini bisnis baru dalam digital untuk serial web dan konten pendek lainnya. Selain itu juga strategi baru pada stasiun Global TV untuk menggantikan program anak-anak dengan program baru yang lebih segar seperti reality show dan pencarian bakat.
Strategi konten baru juga dilakukan oleh MNC TV dengan menayangkan variasi drama legenda dan serial drama. Biaya pemrograman yang lebih tinggi menyebabkan penurunan EBITDA sebesar 3% secara tahunan senilai Rp3,1 triliun.
Biaya pemrograman yang lebih tinggi dan biaya administrasi umum yang lebih tinggi untuk ekspansi ke bisnis digital. Merepresentasikan 43% margin EBITDA untuk 2018, yang lebih rendah dari margin EBITDA pada 2017 sebesar 44%.