Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga batu bara Newcastle berlanjut pada perdagangan Senin (15/4/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Juni 2019 ditutup menanjak 1,68 persen atau 1,50 poin di level US$90,60 per metrik ton dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (12/4/2019), harga batu bara di bursa ICE Newcastle berakhir naik 0,11 persen atau 0,10 poin di posisi 89,10, kenaikan hari kedua berturut-turut.
Sebaliknya, di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Mei 2019 tergelincir dari penguatannya dan ditutup anjlok 3,50 persen atau 2,30 poin di posisi 63,40 pada perdagangan Senin (15/4).
Harga batu bara thermal untuk pengiriman Mei 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange, juga tergelincir dan berakhir turun 0,29 persen atau 1,8 poin di level 619,8 yuan per metrik ton pada perdagangan kemarin.
“Permintaan hilir belum meningkat pesat. Pasar membutuhkan permintaan yang lebih tinggi dari pembangkit-pembangkit listrik untuk mendukung kenaikan harga baru-baru ini,” terang China Coal Transport and Distribution Association dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, harga minyak mentah ditutup melemah pada perdagangan Senin (15/4), pascarilis laporan kinerja keuangan bank yang membangkitkan kembali ketidakpastian tentang kekuatan ekonomi.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei ditutup melemah 0,8 persen atau 0,49 poin ke level US$63,40 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI melemah setelah mencatat kenaikan mingguan keenam beruntun pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (12/5).
Adapun minyak Brent untuk kontrak Juni berakhir turun 0,5 persen atau 0,37 poin di level US$71,18 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Dilansir Bloomberg, bursa saham AS menghentikan reli tiga hari berturut-turut setelah kinerja keuangan Goldman Sachs Group Inc. dan Citigroup Inc. gagal memenuhi harapan investor.
“Di sisi permintaan, ada masalah yang membayangi tentang pertumbuhan yang lebih lambat. Secara keseluruhan, prospeknya tidak semerah seperti awal tahun ini,” kata Marshall Steeves, analis pasar energi di Informa Economics, seperti dikutip Bloomberg.
Minyak mentah telah menguat 40 persen tahun ini setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya membatasi pasokan. Di samping itu, Iran, Venezuela, dan Libya mengalami gangguan pasokan.
Namun, gambaran permintaan juga masih goyah. International Energy Agency (IEA) pekan lalu memperingatkan berencana memangkas proyeksi pertumbuhannya.
Menekan harga lebih lanjut, laporan Baker Hughes pada Jumat (12/5) mencatat rig pengeboran minyak aktif di AS naik menjadi 833 pekan lalu.
Meski jumlah rig pengeboran telah turun dari puncaknya sejumlah 888 pada November, produksi AS terus mencapai level tertinggi baru. Data terbaru pemerintah menunjukkan rekor produksi sebesar 12,2 juta barel per hari.
Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2019 di bursa Newcastle | |
---|---|
Tanggal | Harga (US$/MT) |
15 April 2019 | 90,60 |
12 April 2019 | 89,10 |
11 April 2019 | 89,00 |
Sumber: Bloomberg