Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manajer Investasi Mulai Ramai Terbitkan Produk Alternatif

Para manajer investasi mulai banyak berinovasi dengan menerbitkan produk-produk investasi alternatif pada awal tahun ini.
Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen lnvestasi Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat pencatatan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur atau KIK Dinfra dengan jumlah Rp423,5 miliar di Bursa Efek Indonesia, Senin (15/4/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo
Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen lnvestasi Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat pencatatan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur atau KIK Dinfra dengan jumlah Rp423,5 miliar di Bursa Efek Indonesia, Senin (15/4/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, JAKARTA—Para manajer investasi mulai banyak berinovasi dengan menerbitkan produk-produk investasi alternatif pada awal tahun ini.

Terbaru, PT Mandiri Manajemen Investasi telah mencatatkan produk investasi alternatif Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur atau KIK—Dinfra dengan jumlah Rp423,5 miliar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (15/4/2019).

Instrumen yang bernama DINFRA Toll Road Mandiri-001 tersebut merupakan produk KIK—Dinfra yang pertama yang dicatatkan di bursa, sehingga dapat menjangkau investor institusi maupun investor ritel. 

Dengan kode efek XMJM, produk ini akan ditawarkan lewat penawaran umum dengan target dana kelolaan senilai Rp1 triliun hingga akhir Mei 2019.

Adapun, dana yang ditempatkan investor dalam DINFRA Toll Road Mandiri-001 akan digunakan oleh manajer investasi untuk membeli saham PT Jasa Marga Pandaan Tol selaku pemilik konsesi ruas tol Gempol—Pandaan. Dengan demikian, ruas jalan tol tersebut pun menjadi underlying dalam penerbitan instrumen ini.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, ruas tol Gempol—Pandaan memiliki panjang 13,61 km dan telah beroperasi sejak 2015 dengan masa konsesi selama 37 tahun.

DINFRA Toll Riad Mandiri-001 ini pun menjadi produk alternatif ke-3 yang dikeluarkan Mandiri Manjemen Investasi bekerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 

Sebelumnya, Mandiri Manajemen Investasi telah menerbitkan KIK-Efek Beragun Aset (KIK-EBA) untuk Jasa Marga dengan underlying asset berupa tol Jagorawi pada 2017.

Kemudian, pada tahun lalu perseroan juga menerbitkan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) untuk membiayai 3 ruas tol milik Jasa Marga, yaitu tol Semarang-Batang, tol Solo-Ngawi, dan tol Ngawi-Kertosono.Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen lnvestasi Alvin Pattisahusiwa optimistis produk terbaru ini bakal banyak mendapat perhatian khususnya dari calon investor ritel.

“Kami berbangga, karena produk-produk sebelumnya banyak didominasi oleh investor institusi, kali ini kami mendapatkan animo atau demandyang cukup besar dari investor ritel,” katanya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (15/4/2019).

Alvin menambahkan, kurang lebih 60% dari dana investasi untuk DINFRA Toll Road Mandiri-001 yang telah masuk sebesar Rp423 miliar tersebut berasal dari investor ritel.

Sesuai dengan prospektus yang disusun, Alvin menjelaskan bahwa investor dapat membeli produk alternatif ini mulai dari harga Rp100.000 pada waktu penawaran perdana dengan harga produk Rp1.000 per unit.

Selanjutnya, investor dapat kembali mentransaksikan instrumen ini selayaknya jual-beli saham yang tercatat di pasar modal. Ke depannya, Mandiri lnvestasi menargetkan total dana kelolaan (asset under management/AUM) dari produk investasi alternatif dapat meningkat kurang lebih 2 kali lipat pada tahun ini menjadi Rp6 triliun dibandingkan tahun lalu.

Untuk itu, Mandiri Investasi juga berencana menerbitkan produk investasi alternatif lainnya berupa Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragun Aset (KIK-EBA), secepatnya pada semester I/2019.  “Dalam pipeline ada beberapa produk, seperti KIK-EBA dengan salah satu bank,” kata Alvin.

Sementara itu, untuk produk DIRE (Dana Investasi Real Estate), Alvin mengaku pihaknya masih melakukan penjajakan.  Saat ini, kata Alvin, prospek DIRE dinilai belum menarik yang tercermin dari yield masih lebih kecil dibandingkan return deposito maupun suku tabungan/ritel.

Di sisi lain, PT Ciptadana Asset Management justru berencana menambah produk DIRE pada semester II/2019, selain juga akan menerbitkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra).

Direktur Marketing PT Ciptadana Asset Management Charisma Siasi menyampaikan produk investasi alternatif seperti RDPT dan Dinfra memang bisa menjadi pilihan investasi yang menarik pada tahun ini. 

“Untuk RDPT dan DINFRA adalah pilihan investasi yang menarik untuk tahun ini, karena sesuai dengan program pemerintah dalam memajukan sektor riil,” katanya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper