Bisnis.com, JAKARTA — Pembentukan holding BUMN penerbangan, yang ditargetkan rampung semester I/2019, dinilai dapat meningkatkan pelayanan perseroan pelat merah di sektor itu serta melakukan ekspansi hingga ke luar negeri.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengatakan pembentukan holding BUMN penerbangan ditargetkan rampung pada semester I/2019. Kelompok usaha itu akan beranggotakan PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., serta PT Survai Udara Penas (Persero) sebagai induk usaha.
Gatot membeberkan terdapat beberapa tujuan pembentukan holding tersebut. Pihaknya ingin memuluskan jalur logistik dan memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang di bandar udara (bandara) milik Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
Dengan langkah tersebut, sambungnya, BUMN dapat terus maju hingga pasar global. Menurutnya, perseroan pelat merah dalam holding BUMN penerbangan dapat menjadi operator di negara Asia.
Adapun, dia memproyeksikan pembentukan holding BUMN penerbangan dapat rampung pada semester I/2019. “Kami justru memperkuat basis internal sekaligus bisa ikut tender [operator bandara] di beberapa negara. Saat ini, kami mencoba [tender di antaranya] Filipina dan Thailand,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (15/4/2019).
Selain beranggotakan empat BUMN itu, Gatot mengatakan kemungkinan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan atau AirNav bakal menyusul. Akan tetapi, masih dilakukan kajian untuk penyedia layanan navigasi penerbangan tersebut.
Sementara itu, Menteri BUMN Rini M. Soemarno mengatakan sebagai negara kepulauan Indonesia memerlukan banyak transportasi udara. Dengan demikian, dibutuhkan investasi besar sehingga masyarakat dapat merasakan konektivitas.
“Tentunya harus melakukan banyak investasi tidak bisa hanya bergantung dari dana pemerintah saja. Harus melakukan hal seperti ini [holding],” jelasnya.