Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Rabu (10/4/2019) di .
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup turun tipis 0,09% atau 6,02 poin di level 6.478,33 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (9/4), IHSG mampu berakhir menanjak 0,91% atau 58,61 poin di level 6.484,35.
Indeks mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka melemah 0,12% atau 7,57 poin di level 6.476,78 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.456,67 – 6.487,76.
Sebanyak tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin sektor pertanian (-0,71%) dan properti (-0,54%). Adapun sektor industri dasar dan finansial berhasil ditutup di teritori positif, masing-masing dengan kenaikan 0,23% dan 0,12%.
Dari 629 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX), sebanyak 148 saham menguat, 237 saham melemah, dan 244 saham stagnan.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang masing-masing turun 0,65% dan 1,45% menjadi penekan utama koreksi yang dibukukan IHSG pada akhir perdagangan hari ini.
Baca Juga
Di sisi lain, saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang masing-masing naik 8,11% dan 5,11% berhasil membatasi penurunan yang dialami IHSG.
Aksi beli bersih oleh investor asing pun tetap berlanjut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing tercatat Rp342,87 miliar pada perdagangan hari ini, net buy hari keenam beruntun.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 tergelincir dan berakhir turun tipis 0,05% atau 0,27 poin di level 571,80, setelah ditutup menguat 0,70% atau 3,97 poin di posisi 572,07 pada Selasa (9/4).
Indeks saham lainnya di Asia juga cenderung berakhir di zona negatif, di antaranya adalah indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing melemah 0,69% dan 0,53%, serta indeks Hang Seng Hong yang ditutup turun 0,13%.
Dilansir Reuters, minat investor untuk aset-aset berisiko pada umumnya berkurang setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksinya untuk pertumbuhan global. Pada saat uang sama, pasar saham global juga terbebani tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Pada Selasa (9/4), Trump mengancam akan mengenakan tarif terhadap produk-produk UE senilai US$11 miliar di tengah perselisihan AS-UE mengenai subsidi pesawat.
Kedua belah pihak telah terlibat sengketa perdagangan global selama bertahun-tahun terkait saling klaim subsidi ilegal bagi pengembangan Airbus yang berbasis di Belanda dan Boeing yang berbasis di AS.
Sementara itu, IMF memperkirakan ekonomi global pada 2019 ini hanya akan mampu tumbuh 3,3% year-on-year. Bahkan, IMF memperingatkan pertumbuhan ekonomi global pada 2019 ini bisa lebih lamban jika dibandingkan dengan hasil proyeksi mereka.
"Kemungkinan revisi proyeksi pertumbuhan akan turun lagi karena risiko tetap condong ke pelemahan," menurut laporan IMF dalam pernyataan mereka seperti dikutip Reuters.
Peringatan itu didasarkan ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang sampai saat ini belum menemui titik temu, serta mempertimbangkan kondisi Brexit dan ekonomi di Uni Eropa.
“Aset-aset berisiko telah terancam melemah dalam beberapa sesi perdagangan terakhir dan kemarin kita akhirnya melihat hal tersebut dengan adanya reaksi tertunda terhadap pemberitaan tentang tarif AS-UE,” ujar chief market strategist Deutshce Bank Jim Reid.
Bersama IHSG, nilai tukar rupiah tergelincir dan ditutup melemah 20 poin atau 0,14% di level Rp14.153 per dolar AS pada perdagangan hari ini, setelah mampu berakhir menguat 34 poin atau 0,24% di posisi 14.133 pada perdagangan Selasa (9/4).
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | (%) |
BMRI | -0,65 |
GGRM | -1,45 |
CPIN | -1,89 |
KAEF | -10,03 |
TLKM | -0,50 |
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | (%) |
MAYA | +8,11 |
BRPT | +5,11 |
BDMN | +2,62 |
UNVR | +0,61 |
SMGR | +2,51 |
Sumber: BEI