Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 21 calon emiten siap melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia atau IDX.
Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, per Rabu (10/4/2019), sudah ada 8 emiten baru yang mencatatkan sahamnya di BEI.
“Sampai hari ini, kami sudah mencatatkan 8 perusahaan dan yang ada di pipeline sebanyak 21 [calon emiten],” katanya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (10/4/2/2019).
Nyoman tetap menilai bahwa tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk masuk ke pasar modal kendati investor banyak yang mengambil posisi wait and see menjelang Pemilu.
Nyoman menegaskan, sebenarnya tahun pemilu tidak lantas membuat selera investor menjadi “gloomy”. Pasalnya, melihat tren historis, justru selalu ada peningkatan IHSG setelah investor mendapat kepastian mengenai presiden terpilih. “Sekarang adalah waktu yg tepat untuk masuk ke pasar modal. Tahun politik itu hal biasa karena itu pesta demokrasi,” tuturnya.
Berdasarkan data BEI, IHSG justru naik 45% pada Pemilu 2004 dan begitu pula pada Pemilu 2009 menguat 87%. Pun pada Pemilu sebelum ini pada 2014, indeks mencetak kenaikan sebesar 22%.
Perlu pula diperhatikan, pelaksanaan Pemilu di Indonesia kerap berbenturan dengan perkembangan negatif di ekonomi global. Misalnya, Pemilu 2009 bertepatan dengan kondisi krisis keuangan global yang membuat IHSG anjlok 51% pada 2008.
Sementara itu, pada Pemilu 2014, terjadi krisis mata uang emerging market dan pengetatan dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) yang membuat rupiah melemah -26% di hadapan dolar AS. Indeks pun tergerus 1%. “Pernah turun memang, tapi bukan disebabkam Pemilu. Itu karena perkembangan dari ekonomi global,” imbuh Nyoman.
Nyoman kembali menyampaikan bahwa bursa masih optimistis dapat menembus rekor IPO saham yang pada tahun lalu sebanyak 57 emiten, menjadi 75 emiten baru pada tahun ini.
Adapun, pertumbuhan jumlah IPO saham pada 2018 itu pun mengangkat posisi BEI ke posisi teratas di kawasan Asean dengan jumlah emiten baru terbanyak dengan kapitalisasi pasar senilai Rp485,7 miliar.