Bisnis.com, JAKARTA — Emiten manufaktur logam, PT HK Metals Utama Tbk. mencatatkan pertumbuhan penjualan 73,86% secara tahunan menjadi Rp864,98 miliar pada 2018. Adapun, laba bersih tumbuh 117,83% secara tahunan menjadi Rp66,92 miliar pada periode tersebut.
Sekretaris Perusahaan HK Metals Utama Imelda Feryani mengatakan, sejumlah faktor mendorong kinerja positif emiten dengan kode HKMU ini.
Pertama, kontribusi terbesar berasal dari penjualan PT Handal Aluminium Suskes (HAS) melesat dari Rp7,26 miliar pada 2017 menjadi Rp184,42 miliar pada 2018. Kenaikan yang signifikan pada entitas anak yang memiliki pabrik aluminium di Cirebon itu, seiring dengan 3 mesin ekstrusi yang telah beroperasi penuh pada tahun lalu. Pada 2017, ketiga mesin tersebut baru efektif beroperasi mulai Oktober, sehingga hanya beroperasi sekitar 3 bulan.
Kedua, pendapatan PT Hakaru Metalindo Perkasa (HMP) yang tumbuh 41,39% secara tahunan menjadi Rp396,37 miliar pada 2018. HMP merupakan entitas anak yang bergerak di perdagangan aluminium berbagai merek, berbeda dengan HAS yang menjual hasil produksi perseroan.
Seiring dengan 3 mesin ekstrusi yang beroperasi penuh, sehingga volume penjualan aluminium meningkat signifikan dari sekitar 5.000 ton - 6.000 ton pada 2017 menjadi 10.000 ton - 11.000 ton pada 2018, baik berasal dari manufaktur maupun trading.
"HAS memberikan dampak signifikan karena margin manufaktur (HAS) lebih tinggi dibandingkan dengan trading (HMP). Tahun lalu hanya ada trading, manufaktur tidak masuk. Sehingga HAS belum memberikan efek di laba bersih," katanya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Penjualan produk aluminium memberikan kontribusi 61,64% terhadap penjualan perseroan sebesar Rp864,98 miliar pada 2018. Adapun, lainnya berasal dari baja ringan, pipa PVC, stainless steel, coil, mesin dan peralatan, accessories, toilet dan sanitary wares.
Faktor lain yang mendorong pertumbuhan kinerja di 2018, yakni penjualan holding tanpa konsolidasi yang tumbuh sebesar 39% dibandingkan tahun sebelumnya. "Dari holding sendiri mengalami growth sekitar 39% dibanding tahun lalu. Terhadap penjualan, kontribusi HMP sekitar 45%, HAS sekitar 21%, HKMU sekitar 20%," imbuhnya.
Pada 2019, HKMU mengincar pendapatan tumbuh 95% secara tahunan. Optimisme ini seiring dengan penambahan 4 mesin ekstrusi baru pada tahun ini.
Sejumlah mesin baru ini melengkapi 3 mesin ekstrusi dan 1 mesin melter yang telah beroperasi pada 2018. Penambahan mesin baru ini memberikan total produksi menjadi 1.500 ton per bulan dengan kapasitas penuh dari semua 450 ton per bulan.
"Full year total produksi berkisar 12.000 ton - 13.000 ton aluminium dari penambahan 4 mesin di tahun ini. Total target revenue di 2019 akan tumbuh skeitar 93%95% dibandingkan dengan tahun lalu," katanya beberapa waktu lalu.