Bisnis.com, JAKARTA – China meningkatkan cadangan emasnya untuk bulan keempat berturut-turut. Langkah negara berekonomi terbesar kedua di dunia ini mendorong optimisme bahwa bank sentral global akan terus menambah kepemilikan emas.
Menurut data dalam situs webnya pada Minggu (7/4/2019), Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) meningkatkan cadangan emas menjadi 60,62 juta ons pada Maret dari 60,26 juta sebulan sebelumnya.
Dalam ton, aliran masuk bulan lalu tercatat 11,2 ton, setelah mencatatkan penambahan sebesar 9,95 ton pada Februari, 11,8 ton pada Januari, dan 9,95 ton pada Desember 2018.
Melansir Bloomberg, China, produsen dan konsumen emas utama dunia, tengah menghadapi tanda-tanda perlambatan ekonomi, bahkan ketika sedang membuat progres dalam negosiasi perdagangannya dengan Amerika Serikat (AS).
Data terbaru dari PBOC menunjukkan bahwa negara tersebut telah melanjutkan penambahan emas ke dalam cadangannya dengan laju yang stabil, seperti pada periode dari pertengahan 2015 hingga Oktober 2016, ketika negara itu meningkatkan kepemilikannya hampir setiap bulan.
Jika China terus mengakumulasi emas pada tingkat saat ini selama 2019, maka China dapat mengakhiri tahun 2019 sebagai pembeli teratas setelah Rusia, yang menambah kepemilikannya sebesar 274 ton pada 2018.
Sementara itu, menurut World Gold Council (WGC), pemerintahan negara-negara di seluruh dunia menambahkan 651,5 ton emas pada tahun 2018, total jumlah tertinggi kedua dalam sejarah.
Rusia telah melipatgandakan cadangannya dalam rentang satu dekade di tengah upaya Presiden Vladimir Putin untuk memecah ketergantungan negara itu pada dolar AS. Kepemilikan emas negara ini tercatat naik 1 juta ons pada Februari, terbesar sejak November.
Di sisi lain, harga emas di pasar spot turun untuk bulan kedua pada Maret, bahkan setelah Bank Sentral AS Federal Reserve mengisyaratkan akan menghentikan laju kenaikan suku bunga acuannya.
Namun, menurut Goldman Sachs Group Inc., prospek jangka panjang untuk emas lebih bullish mengingat permintaan dari bank sentral akan membantu menopang harganya. Harga emas diperkirakan akan menguat menjadi US$1.450 per ons selama 12 bulan ke depan.