Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) membukukan hasil penjualan sebesar US$1,03 miliar dan laba bersih sebesar US$84,56 juta pada 2018, masing-masing tumbuh sebesar 36,16% dan 24,28% secara tahunan.
Direktur keuangan Sri Rejeki Isman, Allan Moran Severino mengatakan akuisisi dua perusahaan tekstil memberikan kontribusi penjualan sebesar 20% terhadap total penjualan SRIL yang tembus US$1 miliar. Proses integrasi kedua perusahaan yang berjalan dengan baik, memberikan keuntungan dari sisi marketing dan produksi.
Kapasitas produksi Sritex saat ini untuk benang (spinning) yakni 1,15 juta bales per tahun, penenunan (weaving) sebesar 180 juta meter per tahun, kain jadi (finishing) sebesar 240 juta yard per tahun dan apparel (garment) sebesar 30 juta potong per tahun. Adapun, tingkat utilisasi saat ini untuk masing-masing segmen yakni, spinning 92%, weaving 88%, finishing 85%, dan garment 95%.
"Dengan kapasitas perusahaan yang terus meningkat, Sritex tetap mempertahankan posisinya sebagai market leader di Indonesia," katanya dikutip dari keterangan resmi pada Jumat (29/3/2019).
Lebih lanjut, emiten dengan kode saham SRIL ini, menargetkan penjualan ekspor dapat berkontribusi sekitar 58%-60% dari total penjualan 2019. Perseroan yakin tingkat daya saing perusahaan tekstil di Indonesia tidak kalah dibandingkan negara-negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh.
Pada 2018, penjualan ekspor telah berkontribusi 60,32% terhadap penjualan perseroan. Sedangkan, 39,68% lainnya berasal dari penjualan lokal.
Asia menjadi kontributor terbesar yakni 61,65% terhadap penjualan ekspor, diikuti Eropa 15,77%, Uni Emirat Arab dan Afrika sebesar 11,44%, Amerika Serikat dan Amerika Latin sebesar 10,87%, dan Australia sebesar 0,27%.
Segmen benang memberikan kontribusi terbesar terhadap penjualan yakni 44,92%, diikuti segmen kain jadi sebesar 24,20%, pakaian jadi sebesar 23,70%, dan kain mentah sebesar 7,19%.
"Indonesia saat ini baru mengisi 2%-3% dari kebutuhan tekstil global, dengan nilai ekspor nasional tahun 2018 sebesar US$13,8 miliar. Bersama dengan pemerintah, kami optimistis target ekspor nasional US$30 miliar di 2025 dapat tercapai," imbuhnya.