Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Tekan Bursa Asia di Tengah Kekhawatiran Petumbuhan Global

Aksi jual saham berlangsung di bursa Asia pada perdagangan Senin (25/3/2019), dengan saham Jepang menuju penurunan terbesar di tahun 2019.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual saham berlangsung di bursa Asia pada perdagangan Senin (25/3/2019), dengan saham Jepang menuju penurunan terbesar di tahun 2019.

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 2,73% dan 3,27%, sedangkan indeks Hang Seng, Shanghai Composite, dan Kospi melemah lebih dari 1% hari ini.

Imbal hasil obligasi 10-tahun Australia mencatat rekor terendah sepanjang masa dan Jepang mencapai level terendah sejak September 2016, ketika Bank of Japan merombak kebijakan dan mengurangi fokus pada pembelian aset.

Sementara itu, spread antara imbal hasil obligasi Treasury bertenor 3 bulan dan 10 tahun berbalik untuk pertama kalinya sejak 2007 setelah rilis data PMI sektor manufaktur AS. Secara historis, kurva yield yang terbalik menandakan adanya resesi yang akan datang.

Pemulihan saham global sekarang menunjukkan tanda-tanda mereda di tengah melemahnya data dan perubahan arah kebijakan bank sentral global dari normalisasi moneter.

"Bursa saham global agak terlena karena suku bunga mencerminkan kekhawatiran pertumbuhan,” kata Marcella Chow, analis global di JPMorgan Asset Management, seperti dikutip Bloomberg.

"Rilis data PMI global Jumat lalu menghilangkan rasa puas diri investor," tambahnya.

Sebuah terobosan dalam pembicaraan perdagangan AS dan China dan data ekonomi dapat memberikan dukungan untuk aset berisiko pada waktunya. Tetapi sementara itu, Chow menyarankan investor untuk berinvestasi pada ekuitas dengan dividen tinggi dan surat utang dengan imbal hasil tinggi.

Investor menunjukkan respons terbatas terhadap laporan resmi yang menyimpulkan bahwa Presiden AS Donald Trump tidak berkolusi dengan Rusia selama pemilihan presiden tahun 2016.

Penasihat Khusus AS, Robert Mueller tidak menemukan bukti kolusi antara tim kampanye Trump dan Rusia, dan tidak memberikan bukti yang cukup untuk menuntut trump karena menghalangi proses hukum, ungkap Jaksa Agung AS William Barr.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper