Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Proyeksikan Penjualan Semen Semester I/2019 Melambat

PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) memproyeksikan pertumbuhan penjualan semen pada semester I/2019 ini tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Holcim Indonesia/Holcim.co.id
Holcim Indonesia/Holcim.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) memproyeksikan pertumbuhan penjualan semen pada semester I/2019 ini tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Direktur Human Resources Solusi Bangun Indonesia Agung Wiharto mengatakan bahwa permintaan semen pada semester I/2019 diprediksi  mengalami penurunan karena sejumlah faktor. Salah satunya adalah faktor cuaca yang akan memengaruhi volume penjualan semen dalam negeri pada semester I/2019, 

Meski demikian, Agung mengatakan bahwa biasanya curah hujan yang tinggi hanya akan terjadi hingga Februari.

Selain faktor cuaca, Agung menjelaskan bahwa pada semester I/2019, terdapat banyaknya libur perayaan hari raya nasional dan agenda Pemilihan Presiden 2019 yang menurunkan jumlah konsumsi semen.

“Banyak sekali peristiwa di semester I/2019 yang itu menyebabkan hari libur, Mei—Juni, lebaran dan puasa itu akan akan berakibat ke konsumen yang cenderung melemah, atau masih tumbuh atau tidak sekuat tahun lalu,” jelasnya, Senin (18/3/2019).

Untuk itu, efisiensi menjadi kunci utama mengatasi masalah tersebut. Menurutnya dalam konsolidasi bersama Semen Indonesia, perseroan melakukan efisiensi dalam proses produksi, logistik, procurement, hingga sumber daya manusia.

Dengan adanya efisiensi tersebut, perseroan dapat memiliki harga yang lebih bersaing yang bisa ditawarkan kepada konsumen.

Berdasarkan data penjualan yang dirilis Semen Indonesia Group, volume penjualan semen dalam negeri SMCB pada periode berjalan 2019 mengalami pertumbuhan 7,45%.

Pada Januari, volume penjualan semen dalam negeri meningkat 8,67% menjadi 904.748 ton dari 832.542 ton pada periode yang sama 2018. Pertumbuhan juga terjadi pada Februari, yakni menjadi 765.432 ton pada 2019 dari 721,844 ton pada 2018 atau meningkat 6,04%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper