Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke posisi lebih rendah dan melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (8/3/2019), pascalibur Hari Nyepi.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG terpantau melemah 0,51% atau 32,84 poin ke level 6.425,11 pada pukul 09.12 WIB, setelah dibuka di zona merah dengan turun 0,28% atau 18,11 poin di level 6.439,84.
Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.418,78 – 6.441,09. Adapun pada perdagangan Rabu (6/3), IHSG mampu berakhir naik 0,26% atau 16,68 poin di level 6.457,96.
Seluruh sembilan sektor bergerak di zona merah pagi ini, dipimpin sektor aneka industri (-1,65%), infrastruktur (-1,55%), dan perdagangan (-0,50%).
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 1,54% dan 2,05% menjadi penekan utama pergerakan IHSG pada pukul 09.12 WIB.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 tergelincir ke zona merah dan melemah 0,45% atau 2,55 poin ke level 558,45, setelah berakhir naik 0,14% atau 0,77 poin di posisi 561 pada Rabu (6/3).
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga melemah, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing melorot 1,25% dan 1,53%, serta indeks Kospi Korea Selatan yang melemah 0,88%.
Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,26%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing merosot 1,87% dan 1,75% pada pukul 08.58 WIB.
Dalam risetnya, tim analis Samuel Sekuritas Indonesia memaparkan, bursa Saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (7/3) tercatat melemah setelah Bank Sentral Eropa memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 ke 1,1% (sebelumnya 1,7%).
European Central Bank (ECB) juga mengumumkan akan kembali memberikan stimulus untuk membantu perbankan di wilayah Eropa pada periode September – Maret 2021. Hal tersebut memicu kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Sementara itu, di tengah negosiasi perdagangan AS – China, pemerintah AS melaporkan bahwa AS masih mencatat neraca perdagangan defisit pada Desember 2018, bahkan tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
“Kami memperkirakan hari ini IHSG masih tertekan oleh sentimen global yang masih mencemaskan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada 2019. Pelaku pasar hari ini juga menanti rilisnya data cadangan devisa Indonesia, dan data neraca dagang pada peka depan,” jelasnya.