Bisnis.com, JAKARTA — MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Rabu (6/3/2019) harga SUN masih bergerak bervariasi dengan berpeluang untuk mengalami kenaikan.
I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa potensi kenaikan didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika akibat optimistisnya para pelaku pasar.
Hal ini terindikasi dari suksesnya lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara pada perdagangan kemarin menunjukkan bahwa pelaku pasar masih merespons positif pada kondisi pasar saat ini.
Dari hasil lelang tersebut pemerintah berhasil meraup dana sebesar Rp8,90 triliun dari total penawaran yang masuk mencapai Rp23,18 triliun. "Hanya saja, jelang rilisnya data neraca perdagangan Amerika pada esok hari serta rilisnya data cadangan devisa Indonesia bulan Februari 2019 pada pekan ini, membuat para pelaku pasar melakukan aksi wait and see," kata Made dalam riset harian, Rabu (6/3/2019).
Made mengatakan, dengan kondisi tersebut, investor disarankan untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN. "Kami merekomendasikan kepada investor untuk melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga SUN yang cenderung bergerak berfluktuasi dengan fokus kepada pergerakan nilai tukar rupiah," katanya.
Adapun seri - seri yang menarik pada kondisi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: FR0053, FR0070, FR0056, FR0059, FR0058, FR0073 dan FR0070.
Baca Juga
Review (Selasa, 5 Maret 2019)
Pada perdagangan kemarin, Selasa (5/3/2019) harga SUN bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang cukup fluktuatif serta adanya sentimen dari faktor eksternal maupun faktor domestik.
Perubahan harga SUN mengalami kenaikan hingga sebesar 213 bps yang mendorong adanya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 23 bps.
Adapun untuk SUN seri acuan, sebagian besar serinya mengalami perubahan harga yang terbatas berkisar antara 3 bps hingga 4 bps yang mengakibatkan adanya perubahan tingkat imbal hasil dibawah 1 bps.
SUN seri acuan dengan tenor 5 tahun memimpin kenaikan harga sebesar 4 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang terbatas sebesar 0,9 bps yang disusul oleh Surat Utang Negara bertenor 15 tahun yang mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 3 bps yang berdampak kepada penurunan imbal hasil sebesar 0,3 bps.
Adapun untuk seri acuan bertenor 10 tahun tidak mengalami perubahan harga maupun imbal hasil, tetapi untuk seri acuan bertenor 20 tahun mengalami penurunan harga sebesar 9 bps yang mendorong kenaikan tingkat imbal hasil yang terbatas sebesar 0,9 bps.
Perubahan harga pada perdagangan kemarin bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang cukup fluktuatif selama sesi perdagangan.
Pergerakan nilai tukar rupiah yang cukup fluktuatif ini turut dipengaruhi oleh sentimen positif dari pemerintah China untuk menjaga kinerja perekonomiannya dengan cara memangkas tarif pajak secara besar-besaran dan diharapkan mampu menciptakan perputaran uang hampir senilai 2 triliun reminbi China.
Perkembangan di China tersebut membuat para pelaku pasar kembali yakin bahwa modal asing akan kembali masuk ke pasar keuangan di regional Asia, termasuk Indonesia.
Sementara itu, jelang rilisnya data neraca perdagangan Amerika pada esok hari serta rilisnya data cadangan devisa Indonesia bulan Februari 2019 pada pekan ini, membuat para pelaku pasar melakukan aksi wait and see. Kenaikan harga juga terlihat pada perdagangan SUN dengan denominasi mata uang dolar AS di tengah penurunan imbal hasil US Treasury.