Bisnis.com, JAKARTA — Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai bahwa masih diminatinya aset safe haven membuat harga surat utang negara atau SUN hari ini, Rabu (6/3/2019) tampaknya belum keluar dari tekanan.
Dhian Karyantono, analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa berdasarkan perkembangan pasar global semalam, utamanya AS, investor global tampaknya masih menjadikan aset safe haven seperti US Treasury dan dolar AS sebagai pilihan utama investasi mereka.
Hal tersebut, tercermin dari stabilnya penutupan yield US Treasury 10 tahun pada level 2,72% dibandingkan dengan hari sebelumnya dan indeks dolar AS yang meningkat ke kisaran 96,86 poin (sebelumnya pada kisaran 96,68 poin).
Setidaknya terdapat dua sentimen utama yang mendasari pergerakan aset safe haven pada perdagangan global semalam.
Sentimen pertama berasal dari rilis beberapa data ekonomi AS utamanya data PMI nonmanufaktur per Februari 2019 (berdasarkan rilis ISM) yang mencatatkan level indeks sebesar 59,70 poin atau lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 57,30 poin.
Kondisi yang menunjukkan bahwa sektor non manufaktur AS masih dalam level ekspansi tersebut, mendorong yield US Tresuary naik signifikan ke kisaran 2,76%, sedangkan indeks dolar AS juga meningkat merespons rilis tersebut.
Baca Juga
Setelah itu, sentimen selanjutnya datang dari rencana Trump untuk mencabut privilege dagang produk ekspor India senilai kurang lebih US$5,60 miliar mulai Mei tahun ini.
Pemerintah India langsung merespons rencana Trump tersebut dengan rencana retaliasi melalui pengenaan tarif terhadap produk ekspor AS senilai USD10,6 miliar sehingga memicu kekhawatiran bahwa lakon utama dalam drama trade war berganti dari AS dan Tiongkok menjadi AS dan India.
Merespons hal tersebut, yield US Treasury 10 tahun turun signifikan ke kisaran 2,72% dari kisaran 2,76% (pasca rilis data PMI non manufaktur) sedangkan indeks dolar AS terus menguat sekaligus mencerminkan minat investor terhadap aset-aset safe haven.
Dengan perkembangan global tersebut, harga SUN tampaknya belum keluar dari tekanan di mana utamanya pelemahan harga SUN berasal dari transmisi depresiasi rupiah terhadap dolar AS meski tren persepsi risiko terhadap instrumen utang Pemerintah Indonesia (tercermin dari CDS) menurun.
Untuk trading jangka pendek, Dhian masih merekomendasikan investor untuk fokus pada perdagangan SUN seri pendek utamanya benchmark FR0077.
Hal tersebut, selain didasarkan pada proyeksi penurunan harga SUN hari ini juga mempertimbangkan kemungkinan downside risk bagi harga SUN yang berasal dari rilis beberapa indikator tenaga kerja AS (rilis pekan ini), rilis The Fed’s Beige Book (kamis dini hari, WIB), dan sentimen dari kebijakan moneter ECB (kamis malam, WIB).
"Fokus pada perdagangan SUN seri pendek juga antisipatif terhadap adanya libur pasar esok hari," ungkapnya dalam riset harian, Rabu (6/3/2019).
Berikut ini proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid hari ini:
FR0063 (15 Mei 2023): 93,55 (7,44%) - 93,85 (7,35%)
FR0077 (15 Mei 2024): 102,40 (7,55%) - 102,75 (7,47%)
FR0064 (15 Mei 2028): 88,65 (7,88%) - 89,00 (7,82%)
FR0078 (15 Mei 2029): 102,50 (7,89%) - 102,95 (7,83%)
FR0065 (15 Mei 2033): 86,15 (8,30%) - 86,75 (8,22%)
FR0068 (15 Maret 2034): 101,10 (8,25%) - 101,65 (8,18%)
FR0075 (15 Mei 2038): 92,15 (8,32%) - 92,65 (8,27%)
FR0079 (15 April 2039): 100,00 (8,37%) - 100,80 (8,29%)
-REVIEW (05 March 2019)-
-PRICE OF INDONESIA GOVERNMENT BONDS-
FR0077: -1,00 bps to 102,94 (7,43%)
FR0078: -9,00 bps to 102,80 (7,84%)
FR0068: 0,00 bps to 101,63 (8,18%)
FR0079: -20,00 bps to 100,60 (8,31%)
-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: +0,003 point to 2,54%
UST 5yr: -0,003 point to 2,53%
UST 10yr: -0,007 point to 2,72%
UST 30yr: -0,008 point to 3,08%
German Bund 10yr: +0,011 point to 0,17%
UK Gilt 10yr: +0,014 point to 1,29%
-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: -15,55% to 32,90
CDS 5yr: -2,44% to 93,47
CDS10yr: -1,46% to 164,21
-CRUDE OIL PRICES -
WTI: -0,05% to $56,14 per barrel
BRENT: +0,29% to $65,86 per barrel