Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berhasil rebound pada perdagangan siang ini, Senin (4/3/2019), didorong langkah pemangkasan produksi oleh OPEC dan laporan progres perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2019 menguat 0,27% atau 0,15 poin ke level US$55,95 per barel pada pukul 14.07 WIB, setekah berakhir anjlok 2,48% atau 1,42 poin di level US$55,80 per barel pada perdagangan Jumat (1/3).
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Mei 2019 siang ini naik 0,29% atau 0,19 poin ke level US$65,26 per barel setelah ditutup merosot 1,87% atau 1,24 poin di level 65,07 pada perdagangan Jumat.
Rebound baik minyak WTI dan Brent siang ini didongkrak laporan bahwa Amerika Serikat dan China hampir mengakhiri konflik perdagangan mereka selama setahun.
Kedua negara dikabarkan tampaknya hampir mencapai kesepakatan yang akan menurunkan tarif AS terhadap barang-barang China senilai setidaknya US$200 miliar.
Menurut sumber terkait, perkembangan ini dialami setelah pemerintah China membuat janji mengenai perubahan ekonomi struktural dan menghilangkan tarif balasan atas barang-barang AS.
Harapan akan berakhirnya pertikaian perdagangan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar kedua dunia ini menambah dukungan pada pasar minyak yang telah cenderung menguat selama dua bulan terakhir akibat langkah pemangkasan produksi oleh OPEC.
Pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) turun ke level terendah dalam empat tahun pada Februari, berdasarkan sebuah survei Reuters.
”Ekspor OPEC turun lebih dari 1,5 juta barel per hari (bph) sejak November,” ungkap Barclays dalam sebuah riset yang dirilis pada Minggu (3/3).
Mempertegas hal tersebut, dalam risetnya hari ini, Senin (4/3), analis energi di Fitch Solutions mengatakan gambaran pasokan terlihat lebih ketat tahun ini. Harga minyak Brent diperkirakannya akan mencapai rata-rata level US$73 per barel pada 2019.
Harga minyak semakin terdorong oleh sanksi-sanksi AS terhadap anggota OPEC, Iran dan Venezuela, yang menurut perkiraan Barclays menghasilkan pengurangan sekitar 2 juta barel per hari dalam hal pasokan minyak mentah global.
Sementara itu di Amerika Serikat, ada tanda-tanda bahwa lonjakan produksi minyak pada beberapa tahun terakhir, yang telah menyebabkan peningkatan produksi minyak mentah sebesar lebih dari 2 juta barel per hari sejak awal 2018 menjadi lebih dari 12 juta barel per hari, dapat melambat.