Bisnis.com, JAKARTA — Produsen kakao dan cokelat PT Wahana Interfood Nusantara akan melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dengan melepas sebanyak-banyaknya 168 juta saham baru atau 33,07% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Calon emiten tersebut menetapkan kisaran harga penawaran sebesar Rp178-Rp198 per saham. Dengan kisaran harga tersebut, perseroan berpeluang mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp29,90 miliar-Rp33,26 miliar.
Direktur Utama Wahana Interfood Nusantara Reinald Siswanto mengatakan, perseroan saat ini memiliki 2 pabrik dengan kapasitas produksi untuk powder sebesar 1.000 ton per tahun dan cokelat 5.000 ton per tahun pada 2018. Saat ini utilisasi pabrik mencapai 80%.
Dia mengatakan, permintaan olahan cokelat dari lokal dan pasar ekspor masih tinggi, tetapi kapasitas produksi terbatas. Adapun, penjualan pada 2018 tercatat Rp152 miliar, naik 9,43% dari penjualan pada 2017 sebesar Rp138,9 miliar. Sekitar 1% atau Rp1,52 miliar berasal dari penjualan ekspor.
"Dua pabrik exsisting sudah berproduksi maksimum. Kami hanya bisa ekspor 1% karena kapasitas terbatas. Untuk itu, kami memutuskan melakukan IPO agar bisa melakukan ekspansi," katanya dalam due diligence meeting & public expose pada Rabu (20/2/2019).
Adapun, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham ini setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 23,03% digunakan untuk belanja modal berupa tanah seluas 6.280 meter persegi yang berlokasi di Jalan Raya Parakan Muncang-Tanjungsari, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Baca Juga
Lebih lanjut, sekitar 15,81% digunakan untuk pembayaran uang muka kepada kontraktor untuk membangun pabrik seluas 2.291,60 meter persegi di Jalan Raya Parakan Muncang-Tanjungsari, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pembangunan pabrik direncanakan mulai Juni 2019.
Sedangkan, 61,16% sisanya akan digunakan sebagai pembayaran uang muka pembelian mesin baru untuk produksi. Total nilai pembelian mesin baru sebesar Rp18,56 miliar.
Reinald mengatakan dengan pembangunan pabrik dan pembelian mesin baru, perseroan mampu meningkatkan kapasitas dari semula 6.000 ton per tahun menjadi 10.500 ton per tahun. Dengan begitu, perseroan dapat memperbesar pasar ekspor dengan target kontribusi sebesar 20% terhadap total penjualan.
Corporate Finance PT UOB Kay Hian Sekuritas Rudi Ho mengatakan, dengan rentang harga saham sebesar Rp178-Rp198 per saham, valuasi harga saham Wahana Interfood memiliki forward PE 2021 sebesar 8,2-9,1 kali. Hal ini karena pembelian lahan dan mesin baru, serta pembangunan pabrik dilakukan pada 2019 selesai 2020. Adapun, pabrik ditargetkan beroperasi pada 2020, tetapi belum maksimal.
"Tahun 2020 telah beroperasi tapi belum maksimal. Baru di 2021 mesin baru telah beroperasi penuh," katanya.