Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bumi Serpong Damai Tbk. masih menjadi pilihan favorit banyak analis di kalangan emiten properti. Kinerja yang solid dengan portofolio investasi yang beragam serta cadangan lahan yang luas menjadi daya tarik saham dengan kode BSDE ini.
Dari total 30 analis konsensus Bloomberg, sebanyak 25 analis merekomendasikan beli saham BSDE, sedangkan 5 lainnya merekomendasikan tahan. Tidak ada satupun yang merekomendasikan jual.
Target harga rata-rata untuk saham BSDE yakni Rp1.598,8. Bila dibandingkan dengan harga penutupan saham BSDE pada perdagangan kemarin yang sebesar Rp1.345, maka masih ada potensi return hingga 18,9%. Sepanjang tahun ini saja, saham BSDE sudah tumbuh mencapai 7,17%.
BSDE baru saja mengumumkan capaian marketing sales senilai Rp6,2 triliun sepanjang tahun 2018. Capaian ini lebih rendah dibandingkan target Rp7,2 triliun, maupun dibandingkan capaian 2017 yang sebesar Rp7,23 triliun.
Akhmad Nurcahyadi, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, merekomendasikan beli saham BSDE, tetapi target harganya sudah jauh terlewati yakni Rp1.325. Akhmad menyukai saham BSDE sebab perseroan memiliki rekam jejak kemampuan penjualan produk yang tinggi mengungguli kinerja industri dan beberapa sejawatnya.
BSDE mengandalkan kerja sama JV sehingga bisa meminimalisir risiko serta berpotensi mendorong pertumbuhan segmen bisnis. Perseroan juga memiliki cadangan lahan mencapai 5.950 ha dengan nilai tertinggi di antara emiten-emiten properti yang ada di pasar.
“Solidnya sub segmen commercial berpotensi menjaga tekanan segmen residensial dan asumsi pertumbuhan recurring income yang tidak akan melonjak tajam,” katanya.
Yasmin Soulisa, Analis Ciptadana Sekuritas, menilai BSDE akan mampu mempertahankan margin EBITDA stabil di level 50% tahun ini, terutama dari keuntungan bisnis utama BSDE, termasuk penjualan kavling lahan di BSD City. Yasmin memberikan target hanya tinggi atas saham BSDE, yakni mencapai Rp1.800.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, tahun ini BSDE diperkirakan akan mampu membukukan pendapatan Rp7,6 triliun dengan laba bersih Rp2,36 triliun. Ini meningkat masing-masing 5,3% dan 22% dibandingkan proyeksi pendapatan dan laba 2018 berturut-turut Rp7,22 triliun dan Rp1,93 triliun.