Bisnis.com, JAKARTA – Perkiraan melubernya persediaan minyak mentah Amerika Serikat rupanya cukup menekan harga minyak dunia, dibandingkan dengan sanksi AS terhadap Venezuela.
Persediaan minyak mentah AS naik 2,5 juta barel pekan lalu, menurut kelompok industri American Petroleum Institute. Selain itu stok bensin juga meningkat.
"Fakta bahwa stok minyak mentah dan bensin AS naik lebih tajam dari yang diperkirakan, seperti yang dilaporkan oleh API setelah penutupan perdagangan kemarin, membebani harga [minyak]," kata Carsten Fritsch, analis di Commerzbank dikutip dari Reuters, Rabu (6/2/2019).
Seperti diketahui, AS mengumumkan sanksi terhadap perusahaan minyak negara Venezuela pekan lalu. Hal itu merupakan langkah yang dapat membatasi pasokan minyak, meskipun pada perkembangannya belum berpengaruh pada kenaikan harga.
"Tampaknya pasar benar-benar belum terlalu khawatir tentang potensi kehilangan barel [minyak] Venezuela," kata analis di JBC Energy dalam sebuah laporan.
Di lain pihak, kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina juga telah membebani pasar.
Baca Juga
Dalam pidatonya di State of the Union, Presiden A.S. Donald Trump mengatakan, akan membuka peluang kesepakatan dagang dengan China. Pejabat senior AS dan China siap untuk memulai putaran pembicaraan perdagangan minggu depan.
Pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, telah mempengaruhi harga minyak belakangan ini. Para produsen yang dikenal sebagai OPEC + mulai memotong produksi dari bulan lalu untuk mencegah kelebihan pasokan baru.