Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Tahan Kenaikan Suku Bunga Pukul Keras Dolar AS

Dolar Amerika Serikat (AS) kembali terpukul usai Federal Reserve melakukan pertemuan dan mengumumkan untuk tetap bertahan pada kebijakannya untuk tidak menaikkan suku bunga.
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) kembali terpukul usai Federal Reserve melakukan pertemuan dan mengumumkan untuk tetap bertahan pada kebijakannya untuk tidak menaikkan suku bunga.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini, Kamis (31/1/2019) pukul 18.00 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan mata uang major bergerak di zona merah, melemah 0,04% menjadi 95,38.

Mengutip riset harian Asia Tradepoint Futures, selain mendapat sentimen negatif dari The Fed, tekanan terhadap dolar AS juga datang dari turunnya pending home sales periode Desember 2018 sebesar 2,2% atau lebih rendah dari perkiraan pasar.

“Di sisi lain, positifnya data tenaga kerja AS periode Januari belum dapat menolong dolar AS keluar dari tekanan,” tulis Asia Tradepoint Futures seperti dikutip dari risetnya, Kamis (31/1/2019).

Pada Rabu malam (30/1/2019), The Fed memutuskan untuk tetap mempertahankan kisaran tingkat bunga di sekitar level 2,25% hingga 2,5% di tengah perlambatan ekonomi global.

Tidak hanya itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga memberikan pidato bernada dovish yang mengatakan bahwa komite akan bersabar dan akan mempertimbangkan lebih matang berbagai informasi yang masuk untuk kemudian disesuaikan dengan kebijakan di masa depan seiring dengan tekanan ekonomi global.

Informasi tersebut termasuk ukuran kondisi pasar tenaga kerja, indikator tekanan inflasi dan ekspektasi inflasi, dan bacaan tentang perkembangan keuangan dan internasional ke depan.

Adapun, berdasarkan data versi ADP, pertumbuhan tenaga kerja AS naik sebanyak 213.000 atau lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebanyak 180.000.

Hingga kini, aksi jual terus melanda dolar AS sehingga memberikan keuntungan bagi beberapa mata uang asing lainnya, termasuk emas sebagai aset investasi aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Gajah Kusumo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper