Bisnis.com, JAKARTA—PT Reliance Manajer Investasi menargetkan dapat menerbitkan 3 instrumen dana investasi real estate (DIRE) tahun ini setelah rencana emisi 1 instrumen DIRE tertunda tahun lalu.
Edwin Teintang, Direktur Utama Reliance Manager Investasi, mengatakan produk DIRE yang semula ingin dirilis tahun 2018 lalu masih tertunda. Namun, produk tersebut ditargetkan sudah dapat diluncurkan pada Februari 2019 mendatang.
Edwin mengatakan ada beberapa kendala teknis yang menyebabkan emisi instrumen ini relatif sulit selama ini. Kini, Reliance MI tengah membereskan urusan perpajakannya, mengingat aset properti yang hendak ditransaksikan ke dalam DIRE harus terlebih dahulu membereskan beragam kewajiban pajak, seperti PBB, BPHTB dan PPh.
“Kita lagi tunggu dari pemda keluarkan PBB dan NJOP 2019, lalu kita bayar pajaknya, validasi, dan transaksi AJB propertinya. Target kita Februari akhir sudah bisa launching, karena kita tunggu nilai pajak yang baru untuk 2019,” katanya, Selasa (29/1/2019).
Reliance MI menggunakan aset dasar apartemen Sentro di Jakarta Barat dengan nilai aktiva bersih (NAB) sekitar Rp210 miliar. Menurutnya, dari hasil bookbuilding, sudah ada belasan investor dari kalangan investor institusi, sedangkan investor ritel atau perorangan masih terbatas.
Dividen yield DIRE ini adalah 3%, tetapi nilai capital gain-nya diproyeksikan 9% per tahun. Dengan demikian, potensi return investor tiap tahun mencapai 12%, atau sekitar 60% dalam 5 tahun.
Tidak berhenti sampai di situ, Reliance MI masih akan menambah lagi produk DIRE tahun ini. Setelah DIRE pertama terbit, Reliance sudah memiliki pengalaman yang lebih baik untuk menerbitkan instrumen berikutnya.
Rencananya, akan ada 2 DIRE yang terbit pada semester kedua mendatang. Keduanya akan menggunakan aset dasar properti hotel dengan NAB masing-masing antara Rp200 miliar hingga Rp250 miliar. Dirinya masih enggan mengungkapkan identitas hotel yang disasar.
“Yield-nya kita masih berhitung untuk DIRE di semester kedua ini,” katanya.