Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Cabut Sanksi Rusal, Harga Aluminium Melorot

Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mencabut sanksi terhadap tiga perusahaan yang terkait dengan taipan Rusia Oleg Deripaska, di antaranya raksasa aluminium United Co. Rusal.
Wakil Presiden Mike Pence berdiri di belakang Presiden Donald Trump yang memegang proklamasi yang ia tandatangani bahwa Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memindahkan kedutaanya kesana, saat berpidato dari Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/12/2017)./Reuters
Wakil Presiden Mike Pence berdiri di belakang Presiden Donald Trump yang memegang proklamasi yang ia tandatangani bahwa Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memindahkan kedutaanya kesana, saat berpidato dari Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Rabu (6/12/2017)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mencabut sanksi terhadap tiga perusahaan yang terkait dengan taipan Rusia Oleg Deripaska, di antaranya raksasa aluminium United Co. Rusal.

Deripaska, sekutu pemimpin Rusia Vladimir Putin, sendiri akan tetap dikenai sanksi AS, meskipun Departemen Keuangan AS mencabut batasan-batasan terhadap Rusal, EN Group Plc., dan EuroSibEnergo JSC.

“Perusahaan-perusahaan itu juga telah menyetujui transparansi untuk Departemen Keuangan atas operasi-operasi mereka dengan melakukan audit, sertifikasi, dan persyaratan pelaporan yang ekstensif. Sementara itu, semua sanksi terhadap Deripaska terus berlaku,” terang Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan dalam rilisnya, seperti dilansir Bloomberg.

Rusal adalah salah satu perusahaan terbesar yang pernah tercantum dalam daftar penetapan sanksi oleh AS. Nilai produsen aluminium ini telah menurun lebih dari separuhnya sejak dikenakan sanksi.

Dalam pernyataan terpisah, EN+ mengumumkan penambahan tujuh direktur independen ke dalam dewan direksinya, serta aksi securities swap dengan Glencore Plc milik Ivan Glasenberg.

Di bawah kesepakatan itu, pedagang komoditas yang terdaftar di London akan mendapatkan penerimaan setoran global yang mewakili 10,55% dari modal saham EN+ yang diperbesar dengan imbalan atas 8,75% sahamnya yang ada di Rusal.

Rusal menyatakan bahwa Chairman Jean-Pierre Thomas telah mengundurkan diri efektif mulai 26 Januari, menyusul permintaan imperatif dari OFAC sebagai syarat untuk mencabut sanksi.

Sementara itu, EN+ dipimpin sejumlah direktur independen baru termasuk Christopher Burnham, Chairman Cambridge Global Capital LLC yang merupakan anggota tim transisi Trump di Departemen Luar Negeri.

Kubu Demokrat di Kongres AS telah berupaya menghalangi langkah tersebut dengan merujuk pada kekhawatiran tentang motif pemerintahan Trump ketika Penasihat Khusus Robert Mueller melanjutkan penyelidikannya terhadap campur tangan Rusia dalam pilpres 2016 dan kemungkinan kaitannya dengan tim kampanye Trump.

“Langkah ini hanya mewakili satu langkah lagi dalam merongrong undang-undang sanksi, yang dihambat oleh Presiden Trump di setiap kesempatan, sementara agresi Rusia tetap tidak mereda,” kata tokoh Demokrat dari Texas Lloyd Doggett.

Pengurangan sanksi untuk Rusal, produsen aluminium terbesar kedua di dunia, serta merta akan menghilangkan sumber ketidakpastian dari pasar.

Harga aluminium yang melonjak pada April 2018 ketika Departemen Keuangan AS mengumumkan pembatasan keuangan, telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir akibat spekulasi pencabutan sanksi. Harga logam ini lanjut turun pada hari ini, Senin (28/1/2019) dan telah membukukan penurunan sebanyak 1,4% di London Metal Exchange.

Kesepakatan Deripaska dengan Departemen Keuangan AS, yang telah dirundingkan selama delapan bulan, di antaranya mencakup pengurangan kepemilikan saham langsung dan tidak langsung di bawah 50% di setiap perusahaan.

“[Selain itu] merombak dewan direksi En+ dan Rusal, serta berkomitmen untuk memberikan transparansi penuh kepada Departemen Keuangan dengan melakukan audit, sertifikasi, dan persyaratan pelaporan,” terang pihak Depkeu pada bulan Desember ketika mengumumkan rencananya untuk mencabut sanksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper