Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (24/1/2019) di level Rp14.141 per dolar AS, menguat 47 poin atau 0,33% dari posisi Rp14.188 pada Rabu (23/1).
Kurs jual ditetapkan di Rp14.212 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.070 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.
Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 40 poin atau 0,28% ke level Rp14.148 per dolar AS pada pukul 11.25 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.127-Rp14.155 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mulai melanjutkan penguatannya ketika dibuka terapresiasi 61 poin atau 0,43% di level Rp14.127 per dolar AS dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (23/1/2019), nilai tukar rupiah ditutup menguat 32 poin atau 0,23% di posisi Rp14.188 per dolar AS.
Penguatan rupiah siang ini diikuti renminbi China yang terapresiasi 0,09%. Mata uang lain di Asia yang menguat terhadap dolar AS, di antaranya adalah rupee India dan yen Jepang yang masing-masing terapresiasi 0,06%.
Namun beberapa mata uang terpantau melemah, di antaranya peso Filipina dan won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,11% terhadap dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau turun 0,047 poin atau 0,05% ke level 96,076 pada pukul 11.18 WIB.
Indeks dolar kembali bergerak di zona merah setelah dibuka turun 0,054 poin atau 0,06% di level 96,069. Pada perdagangan Rabu (23/1) indeks dolar berakhir melemah 0,19% atau 0,180 poin di posisi 96,123.
Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) berlanjut terhadap sejumlah mata uang, di tengah kekhawatiran seputar pertumbuhan global, government shutdown, dan diskusi perdagangan AS-China.
Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan bahwa jika penutupan sebagian layanan pemerintah (partial government shutdown) berkepanjangan hingga Maret, ada kemungkinan kuartal ini Negeri Paman Sam akan mencatat nol ekspansi ekonomi.
“Jeda dalam reli dolar baru-baru ini, di tengah harapan sedikit perbaikan dalam friksi perdagangan AS-China menjelang perundingan mereka, telah mendukung mata uang emerging market,” kata Hironori Sannami, seorang pedagang mata uang emerging market di Mizuho Bank
“Tren dasarnya mungkin adalah dolar yang lebih lemah dalam jangka panjang akibat arah pengetatan yang kurang agresif oleh The Fed dan membaiknya hubungan perdagangan AS-Tiongkok tahun in,” tambahnya, seperti dilansir dari Reuters.
Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
24 Januari | 14.141 |
23 Januari | 14.188 |
22 Januari | 14.221 |
21 Januari | 14.212 |
18 Januari | 14.182 |
Sumber: Bank Indonesia