Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten pertambangan batu bara PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. menargetkan pendapatan perseroan meningkat hingga 50% pada tahun ini, didorong pengoperasian area tambang baru milik anak usaha yaitu PT Pratama Bersama yang sebelumnya belum diutilisasi.
Direktur Keuangan Borneo Olah Sarana Sukses Widodo Nurly Sumady menyampaikan pihaknya optimistis target tersebut dapat tercapai, dengan kondisi harga batu bara kalori tinggi yang masih berada di level tinggi. Apalagi, pengoperasian tambang baru akan meningkatkan produksi dengan signifikan yaitu 800.000 ton, naik 263,63% dari 2017.
"Per Desember 2018, kami perkirakan produksi perseroan 220.000 ton hanya dari tambang PT Bangun Olah Sarana (BOS). Tahun ini, kami sudah mulai masuk pada tambang kedua. Target kami bisa sampai 800.000 ton produksinya, yaitu masing-masing kontribusi sebesar 400.000 ton dari tambang pertama dan kedua," ungkapnya di Jakarta, Jumat (19/1/2019).
Widodo menyampaikan target pertumbuhan tersebut didasarkan pada asumsi terendah dari harga batu bara kalori tinggi, yaitu US$95 per ton. Sebagai catatan, pada 2018 perseroan membukukan penjualan 185.000 ton dengan harga penjualan rata-rata US$102 per ton, dari hanya US$85 per ton pada 2017.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten dengan sandi BOSS tersebut membukukan penjualan bersih sebesar Rp183,22 miliar selama Januari-September 2018, meningkat signifikan 51,89% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp120,62 miliar. Pada peride tersebut, laba bersih perseroan tercatat naik 45,42% menjadi Rp30,22 miliar.
Dia menjelaskan hingga akhir 2018, perseroan mengantongi margin laba sebesar 16%, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 11%. Kenaikan margin itu didorong oleh pertumbuhan harga jual batu bara.
Dengan permintaan klien dominan perseroan yaitu Jepang terhadap batu bara kalori tinggi, BOSS optimistis margin tinggi tersebut dapat terus berlanjut.