Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Suku Bunga Acuan, IHSG Menguat pada Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,49% atau 31,50 poin ke level 6.444,86 pada akhir sesi I, setelah dibuka dengan penguatan 0,13% atau 8,05 poin di posisi 6.421,41.
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (17/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,49% atau 31,50 poin ke level 6.444,86 pada akhir sesi I, setelah dibuka dengan penguatan 0,13% atau 8,05 poin di posisi 6.421,41.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 6.421,41 – 6.457,73.

Adapun pada akhir perdagangan Rabu (16/1), IHSG melanjutkan penguatannya setelah ditutup naik 0,07% atau 4,58 poin ke level 6.413,36.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin oleh sektor industri dasar yang menguat 1,59%, disusul sektor tambang dengan penguatan 1,1%.

Di sisi lain, sektor properti dan infrastruktur yang masing-masing melemah0,53% dan 0,12% menjadi penahan penguatan IHSG lebih lanjut.

Sebanyak 221 saham menguat, 173 saham melemah, dan 231 saham stagnan dari 625 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penopang utama terhadap IHSG di akhir sesi I dengan penguatan masing-masing 1,93% dan 1,06%.

Sebaliknya, saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang masing-masing melemah 0,52% dan 0,50% menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG.

IHSG menguat di saat investor menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Januari 2018, yang diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 6% dengan tidak menutup kemungkinan ruang kenaikan ke depannya, meskipun Fed menunjukkan arah kebijakan yang melunak atau dovish.

Sebanyak 24 ekonom dalam konsensus memperkirakan BI tidak akan menaikkan suku bunganya pada Januari ini.  

Ekonom PT Maybank Indonesia Juniman mengungkapkan kondisi tekanan rupiah yang berkurang, pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil sepanjang kuartal IV/2018, tekanan inflasi yang sehat dan kondisi perbankan yang stabil akan menjadi alasan kuat bagi bank sentral untuk menahan suku bunga.

"Menahan suku bunga ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan makroekonomi," papar Juniman, Rabu (16/1/2019).

Sementara itu, indeks saham lainnya di kawasan Asia Tenggara bergerak variatif siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura yang melemah 0,23% dan indeks FTSE Malay KLCI yang menguat 0,36%.

Bursa saham lain di Asia cenderung menguat siang ini setelah kekhawatiran terhadap prospek ekonomi China mulai mereda, dengan indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,2%.

Indeks Shanghai Composite China memulihkan pelemahan di awal perdagangan dan menguat 0,27%, sedangkan indeks CSI menguat 0,21%.

Dilansir Reuters, Perdana Menteri China Li Keqiang menjanjikan peningkatan investasi pemerintah tahun ini. Sementara itu, People’s Bank of China melakukan bagiannya dengan menyuntikkan lebih banyak uang ke dalam sistem keuangan.

Di sisi lain, sejumlah anggota parlemen AS memperkenalkan RUU yang akan melarang penjualan chip atau komponen lain dari produsen di AS ke Huawei Technologies Co Ltd atau perusahaan telekomunikasi China lainnya yang melanggar sanksi AS.

Hal ini diungkapkan sesaat sebelum Wall Street Journal melaporkan jaksa federal sedang menyelidiki tuduhan bahwa Huawei mencuri rahasia dagang dari bisnis AS.

Langkah seperti itu dapat mengobarkan ketegangan antara Beijing dan Washington dan membuat kesepakatan perdagangan lebih sulit tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper