Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Ramai-Ramai Lepas Kepemilikan, Saham Xiaomi Merosot

Saham ditutup anjlok 3,6% di bursa Hong Kong, sehingga dalam tiga hari saham telah anjlok 17%, dengan valuasi saham anjlok hingga US$6,2 miliar.
Xiaomi/Ilustrasi
Xiaomi/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja saham Xiaomi Corp memburuk pada hari Kamis (10/1/2019) setelah makin banyak investor melepas kepemilikan sahamnya sesegera mungkin.

Saham ditutup anjlok 3,6% di bursa Hong Kong, sehingga dalam tiga hari saham telah anjlok 17%, dengan valuasi saham anjlok hingga US$6,2 miliar.

Analis di Goldman Sachs Group Inc. dan China International Capital Corp ikut memangkas target harga mereka pada produsen smartphone Cina, bergabung dengan setidaknya lima sekuritas lainnya yang telah memperkirakan estimasi mereka minggu ini.

Miliaran saham Xiaomi dilepas setelah berakhirnya periode penguncian saham selama enam bulan setelah IPO. Hal ini memungkinkan banyak pemegang saham, yang hanya bisa menonton ketika valuasi pasar saham Xiaomi merosot US$14 miliar, ikut melakukan aksi jual.

Sejumlah perdagangan blok di luar bursa menunjukkan bahwa beberapa pemegang saham telah mengambil kesempatan untuk melepas saham, meskipun harga saham Xiaomi masih jauh dari harga IPO sebesar HK$17.

Dilansir Bloomberg, hal ini terjadi kemungkinan karena pemegang saham Xiaomi sejak putaran pendanaan pertama benar-benar dapat mengantongi keuntungan yang signifikan dengan menjual saham yang tidak terkunci.

Sekitar 3,9 miliar saham dibeli dalam putaran pendanaan yang dimulai pada 2010 dengan harga saham kurang dari dua sen Hong Kong, menurut prospektus perusahaan.

Para analis telah memangkas perkiraan laba dan penjualan Xiaomi menyusul perlambatan pasar ponsel pintar China dan meningkatnya persaingan dari kompetitor seperti Huawei Technologies Co.

Xiaomi adalah salah satu dari emiten dengan IPO yang paling digemari di tahun 2018, dengan para analis yang awalnya menggembar-gemborkan valuasi sebanyak US$100 miliar. Kapitalisasi pasar Xiaomi turun menjadi sekitar US$30 miliar saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper