Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indopremier Kuasai Pasar "Underwriting" 2018

PT Indopremier Sekuritas berhasil menempati urutan pertama di bisnis penjaminan emisi efek atau underwriting, baik untuk penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO), maupun untuk emisi surat utang sepanjang 2018.
Dirut IndoPremier Sekuritas Moleonoto The (dari kiri ke kanan), bersama Dirut Bank Permata Ridha DM. Wirakusumah, Deputi Direktur Pengembangan TLE dan Manajemen Krisis Pasar Modal OJK Arif Safarudin, Dirut BEI Inarno Djayadi, Dirut KSEI Friderica Widyasari Dewi, Dirut KPEI Sunandar berfoto bersama usai peresmian layanan Digitalisasi Pembukaan Rekening Efek dan Rekening Dana Nasabah IndoPremier Sekuritas dan Bank Permata, Selasa (23/10/2018)./Bisnis/Emanuel B. Caesario
Dirut IndoPremier Sekuritas Moleonoto The (dari kiri ke kanan), bersama Dirut Bank Permata Ridha DM. Wirakusumah, Deputi Direktur Pengembangan TLE dan Manajemen Krisis Pasar Modal OJK Arif Safarudin, Dirut BEI Inarno Djayadi, Dirut KSEI Friderica Widyasari Dewi, Dirut KPEI Sunandar berfoto bersama usai peresmian layanan Digitalisasi Pembukaan Rekening Efek dan Rekening Dana Nasabah IndoPremier Sekuritas dan Bank Permata, Selasa (23/10/2018)./Bisnis/Emanuel B. Caesario

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Indopremier Sekuritas berhasil menempati urutan pertama di bisnis penjaminan emisi efek atau underwriting, baik untuk penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO), maupun untuk emisi surat utang sepanjang 2018.
 
Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Kamis (10/1/2019),  pada lini underwriting IPO, Indopremier naik dari posisi 13 pada 2017 ke posisi pertama, melalui penanganan 4 IPO dengan nilai US$165 juta. Indopremier menguasai pangsa pasar underwriter IPO sebesar 12,55%.
 
Menyusul di posisi kedua yaitu UOB Kay Hian Sekuritas, dengan nilai underwriting IPO US$146 juta. Kemudian, Ciptadana Sekuritas di posisi ketiga dengan nilai US$144 juta.
 
Pada lini underwriting surat utang, Indopremier tetap di posisi pertama, sama seperti 2017. Namun, nilai emisi yang ditangani turun dari Rp22 triliun pada 2017 menjadi Rp17,4 triliun pada 2018.
 
Penurunan ini sejalan menyusutnya total nilai emisi surat utang korporasi sepanjang 2018. Berdasarkan data Bloomberg, nilainya turun menjadi Rp142 triliun pada 2018 dari Rp199 triliun pada setahun sebelumnya.
 
Sementara itu, di bisnis brokerage atau perantara perdagangan efek saham di pasar sekunder, Indopremier berada di urutan ke-11 dengan nilai transaksi senilai Rp122 triliun. 

Posisi pertama masih diduduki oleh Mandiri Sekuritas, sama seperti 2017. Nilai transaksinya Rp205 triliun atau 5,11% dari total nilai transaksi tahun lalu.

Sementara itu, posisi 10 besar lainnya ditempati oleh sekuritas yang terafiliasi asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper