Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berakhir menguat 147 poin atau 1,02% ke level Rp14.270 per dolar AS, pada perdagangan sore ini, Jumat (4/1/2019).
Nilai tukar rupiah di pasar spot telah menguat sejak pembukaan ke level 14.380 per dolar AS, di saat indeks dolar AS melemah.
Sejumlah sentimen global mempengaruhi gerak rupiah dalam sepekan pertama 2019 ini, antara lain isu perlambatan ekonomi pada 2019 yang terindikasi dari aktivitas manufaktur di sejumlah negara Asia berorientasi ekspor merosot pada bulan Desember, tertekan oleh perang dagang AS-China dan memudarnya lonjakan sektor teknologi.
PMI China dari Caixin Media dan IHS Markit turun menjadi 49,7 dari 50,2, level terendah terendah sejak Mei 2017.
Angka ini mengonfirmasikan tren pada angka PMI resmi yang dirilis Senin (31/12/2018), yang menunjukkan penurunan ke 49,4 pada Desember, terlemah sejak awal 2016. Seperti diketahui, angka di bawah 50 menandakan kontraksi.
PMI Nikkei dan IHS Markit Taiwan juga turun menjadi 47,7 pada Desember dari 48,4 pada November, turun dari level 56,6 pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Adapun PMI Korea Selatan tetap berada di wilayah kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut, dengan ekspor jatuh pada bulan Desember.
Data PMI tersebut menunjukkan bagaimana perang dagang yang sedang berlangsung antara AS dan China mengganggu permintaan di berbagai pusat manufaktur Asia.
Tak hanya itu, laporan terpisah menunjukkan pertumbuhan ekonomi Singapura melambat dan harga rumah turun akibat terdampak tensi perdagangan global dan kenaikan suku bunga.
Menurut estimasi awal Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura yang dirilis hari ini, Rabu (2/1/2019), produk domestik bruto (PDB) naik 1,6% secara tahunan pada kuartal keempat tahun lalu dari kuartal sebelumnya.
Raihan ini lebih rendah dari revisi kenaikan sebesar 3,5% kuartal sebelumnya juga perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap sejumlah ekonom untuk ekspansi sebesar 3,6%.
”Sentimen risiko tetap bias terhadap penurunan, dengan lesunya data PMI China dan PDB Singapura yang memperkuat kekhawatiran tentang pertumbuhan,” kata Ken Cheung, seorang pedagang valas senior di Mizuho Bank, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Perdagangan cenderung relatif sepi sebelum kembalinya pasar saham Jepang pada hari Jumat (4/1/2019) dan rilis data payroll nonfarm payroll AS. Dengan progres dalam mengakhiri shutdown di AS, kinerja bursa saham Amerika dan berita perdagangan AS-China kemungkinan akan menjadi penggerak utama.”
Berikut pergerakan rupiah hari ini yang dicatat Bisnis.com.
Nilai tukar rupiah berakhir menguat 147 poin atau 1,02% di level Rp14.270 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,143 poin atau 0,15% ke level 96,162 pada perdagangan sore ini, Jumat (4/1/2019).
Nilai tukar rupiah menguat 137 poin atau 0,95% ke level Rp14.280 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,13% atau 0,124 poin ke level 96,181 pada perdagangan sore ini, Jumat (4/1/2019).
Nilai tukar rupiah bertahan di level Rp14.269 per dolar AS dengan penguatan 148 poin atau 1,03%, saat indeks dolar AS naik tipis 0,044 poin atau 0,05% ke level 96,349 pada perdagangan siang ini, Jumat (4/1/2019).
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 148 poin atau 1,03% ke level Rp14.269 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 130 poin atau 0,90% ke level Rp14.287 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.287-Rp14.380 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 75 poin atau 0,52% ke level Rp14.342 per dolar AS.
Sementara itu, mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau menguat, dipimpin oleh baht Thailand yang terapresiasi sebesar 0,54%.
Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 37 poin atau 0,25% ke level Rp14.380 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,07% atau 0,063 poin ke level 96,242.