Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Lanjut Bergejolak Memasuki 2019

Harga minyak mentah mengawali tahun 2019 dengan volatilitas harga yang sama pada akhir tahun lalu, menyusul ketidakpastian atas produksi minyak mentah dan kondisi ekonomi global yang membuat investor khawatir.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah mengawali tahun 2019 dengan volatilitas harga yang sama pada akhir tahun lalu, menyusul ketidakpastian atas produksi minyak mentah dan kondisi ekonomi global yang membuat investor khawatir.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari melemah 1,28% atau 0,58 poin ke level US$44,83 per barel pada pukul 15.05 WIB, meskipun sempat menguat hingga US$46 di awal sesi. WTI telah melemah 25% dan berakhir di US$45,41 sepanjang 2018.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Maret melemah 1,28% atau 0,69 poin ke level US$53,11 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global ini turun 20% di 2018.

Dilansir dari Bloomberg, aset berisiko termasuk saham melemah pada hari Rabu setelah data menunjukkan kondisi manufaktur di sebagian besar negara di Asia yang berorientasi ekspor merosot pada bulan Desember, menyusul dampak perang dagang antara AS dan China.

Sementara itu, Presiden Donald Trump mengisyaratkan ingin membuat kesepakatan untuk memecahkan kebuntuan yang menyebabkan penutupan sebagian besar layanan pemerintahan (government shutdown) di AS. Di Libya, dua pelabuhan minyak ditutup karena cuaca buruk, sehingga memperlambat pengiriman minyak.

Keraguan masih melekat pada apakah janji pembatasan OPEC dan sekutunya. akan cukup untuk mengimbangi lonjakan pasokan di AS. Selain itu, ketidakpastian atas perang perdagangan AS-China memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan dan permintaan ekonomi global.

"Data ekonomi yang lemah yang kita lihat dari China lagi-lagi mengkhawatirkan para investor tetapi karena sinyal ekonomi yang lemah sudah diperkirakan, harga minyak dapat secara bertahap pulih setelah menyentuh level terendahnya jika produsen OPEC secara aktif memangkas produksi," ungkap Ahn Yea Ha, analis komoditas di Kiwoom Securities Co ., seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, dalam sebuah cuitan di akun Twitter-nya pada Selasa (1/1/2019), Trump mengisyaratkan siap membuat kesepakatan kepada pemimpin Partai Demokrat Nancy Pelosi.

Pelosi telah dipersiapkan untuk menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pekan ini ketika partainya mengambil kendali di DPR. "Jika penutupan pemerintah AS berakhir, ini akan mengurangi tekanan pada harga minyak karena sentimen investor akan membaik," ungkap Ahn.

Di Libya, produksi minyak Waha sebagian melambat setelah terminal pelabuhan Es Sider dan Brega di negara itu ditutup karena cuaca buruk. National Oil Corp mengatakan dalam sebuah pernyataan pahwa penutupan secara total mungkin diperlukan jika situasinya tidak membaik,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper