Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOJ Pertahankan Kebijakan Moneter, Pasar Saham Jepang Anjlok

Bursa saham Jepang terus tertekan bahkan anjlok lebih dari 2% pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (20/12/2018), di tengah meningkatnya kekhawatiran investor pascarilis pernyataan kebijakan oleh Bank of Japan (BOJ) dan Federal Reserve Amerika Serikat (AS).
Bank of Japan/REUTERS
Bank of Japan/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang terus tertekan bahkan anjlok lebih dari 2% pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (20/12/2018), di tengah meningkatnya kekhawatiran investor pascarilis pernyataan kebijakan oleh Bank of Japan (BOJ) dan Federal Reserve Amerika Serikat (AS).

Indeks Topix ditutup anjlok 2,51% atau 38,99 poin di level 1.517,16, pelemahan hari ketiga berturut-turut, setelah mengakhiri sesi perdagangan sebelumnya, Rabu (19/12) dengan turun 0,41% atau 6,36 poin di posisi 1.556,15.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2109 saham pada indeks Topix, 72 saham di antaranya menguat, 2.028 saham melemah, dan 9 saham stagnan.

Saham SoftBank Group Corp. dan FamilyMart UNY Holdings Co. Ltd. yang masing-masing anjlok 4,72% dan 5,14% menjadi penekan utama atas anjloknya Topix pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir anjlok 2,84% atau 595,34 poin di level 20.392,58, pelemahan hari ketiga berturut-turut.

Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei, 11 saham menguat, 213 saham melemah, dan 1 saham stagnan. Saham SoftBank Group Corp. (-4,72%), FamilyMart UNY Holdings Co. Ltd. (-5,14%), dan Fast Retailing Co. Ltd. (-2,29%) menjadi penekan utamanya.

Dilansir Bloomberg, indeks Topix memperpanjang penurunannya setelah BOJ memutuskan untuk mempertahankan kebijakannya. Saham produsen elektronik dan telekomunikasi menjadi penekan terbesar terhadap indeks acuan ini, yang ditutup hampir 21% di bawah level tertingginya pada Januari.

Bank sentral Jepang tersebut mempertahankan kebijakan moneter longgarnya dalam rapat kebijakan terakhirnya tahun ini, atau berselang beberapa jam setelah bank sentral AS (Federal Reserve) memperdengarkan nada yang kurang dovish mengenai laju kenaikan Fed Funds Rate (FFR).

Selain itu, BOJ juga tidak mengubah program pengendalian kurva yield dan program pembelian aset. Suku bunga acuan dari BOJ tetap berada di level 0,1% dan target yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun ditetapkan di sekitar nol persen, dengan batas pergerakan +/-0,2%.

Di sisi lain, The Fed mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2,25%-2,50% dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Rabu (19/12).

Sementara itu, proyeksi terbaru yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan dua kali penaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali penaikan pada 2020.

Ini berbeda dengan proyeksi sebelumnya pada September yang mengindikasikan tiga penaikan suku bunga tahun depan dan satu kali penaikan pada tahun berikutnya.

“Sepertinya pasar telah mengharapkan tindakan dari BOJ, seperti mungkin peningkatan jumlah pembelian ETF, tetapi tidak ada apa-apa,” kata Tetsuo Seshimo, seorang manajer portofolio di Saison Asset Management Co.

“Dan dengan The Fed agak memperlambat laju kenaikan suku bunganya, itu artinya dolar AS yang lebih lemah dan yen yang lebih kuat.”

Nilai tukar yen, yang biasanya mendapat keuntungan dari kondisi keresahan dan ketidakpastian, terpantau lanjut menguat 0,59 poin atau 0,52% ke level 111,89 yen per dolar AS siang ini, setelah berakhir terapresiasi tipis 0,04% atau 0,05 poin di posisi 112,48 pada Rabu (19/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper