Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CPRO Perkuat Peluang Kemitraan Budidaya Ikan di Tasikmalaya

Emiten perikanan  PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) mengungkapkan potensi penambakan ikan di Tasikmalaya, Jawa Barat sangat besar.
Ilustrasi budidaya ikan./Antara
Ilustrasi budidaya ikan./Antara

Bisnis.com, TASIKMALAYA -- Emiten perikanan  PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) mengungkapkan potensi penambakan ikan di Tasikmalaya, Jawa Barat sangat besar.
 
Group Sales Meeting (GSM) pun rutin dilakukan setiap tahunnya dengan tujuan membangkitkan minat petani ikan untuk membudidayakan sektor perikanan di provinsi tersebut.
 
"Pasarnya sudah ada, tinggal kita bergerak untuk memenuhi permintaannya," ujar Head of Area West Java Central Proteina Prima Sindu Hermawan ketika membuka acara GSM di Hotel Dewi Asri, Tasikmalaya, Selasa (18/12/2018). 
 
Central Proteina Prima mengaku telah bermitra dengan pembudidaya ikan di Tasikmalaya sejak 2015. Kala itu, produksi ikan nila hitam di Tasikmalaya hanya berkisar 5-6 ton per bulan dan perseroan baru memiliki 5 orang mitra pembudidaya.
 
"Sekarang produksi ikan nila hitam dari Tasikmalaya sudah hampir mencapai 80 ton per bulan dan Central Proteina Prima telah bermitra dengan kurang lebih 50 orang mitra pembudidaya binaan," tutur Head of Corporate Communication Department Centre Proteina Prima Adi Mandala.
 
Dia memaparkan jumlah mitra tersebut terbagi menjadi mitra pembenih dan mitra pembudidaya. Adapun jumlah mitra pembudidaya lebih banyak ketimbang mitra pembenih.

Namun, perseroan mengaku target jumlah mitra di daerah tertentu. Pasalnya, jumlah mitra diharapkan dapat berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan.
 
Adi juga menjelaskan yang menjadi penarik mitra untuk bergabung dengan binaan CPRO adalah potensi ikan yang lebih cepat besar dan lebih gemuk ketimbang ikan yang dibudidayakan secara mandiri (lokal).
 
"Benih ikan nila hitam kami berasal dari induk yang telah dipilih dan diujicobakan untuk menghasilkan keturunan yang lebih cepat besar dan gemuk," ujar Head of Fish Hatchery and Broodstock Central Proteina Prima Joeda Setiawan.
 
Hal itu pun membuat biaya produksi ikan dapat diefisiensikan sehingga biaya produksi petani ikan dapat ditekan. Sekitar 80% biaya produksi ikan digunakan untuk pakan. Dengan demikian, jika efisiensi pakan meningkat, biaya produksi pun dapat ditekan.
 
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Kolam Deras Giri Tirta Cikalang Budi mengamaini hal ini dan menyatakan kemitraan dengan perusahaan seperti CPRO lebih memudahkan. 
 
"Walaupun ada beberapa aspek yang menjadi tidak bebas, tetapi bimbingan dari CP Prima sangat membantu," ungkapnya.

Harga jual ikan yang diproduksi pun lebih mahal Rp1.000-Rp5.000. Budi melanjutkan jumlah produksi ikan dari 16 kolam deras yang dikelolanya setidaknya bisa mencapai 60 ton per tahun. 
 
Meningkatnya jumlah mitra CPRO di Tasikmalaya juga diharapkan dapat menggenjot permintaan pakan ikan. Sampai saat ini, segmen bisnis pakan ikan masih menjadi kontributor terbesar dalam pendapatan perseroan.
 
Per September 2018, pendapatan perusahaan tercatat naik 16,68% secara tahunan menjadi Rp5,58 triliun dari sebelumnya Rp4,78 triliun. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh penjualan pakan yang nilainya mencapai Rp4,22 triliun dan produk makanan sebesar Rp1,06 triliun.
 
CPRO yang memiliki 5 pabrik pakan ikan dengan kapasitas 660.000 ton per tahun sebelumnya menargetkan  penjualan pakan ikan sebesar 450.000-500.000 ton hingga akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper