Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Cermati Prospek Ekonomi Global, Bursa Jepang Rebound

Bursa saham Jepang berhasil rebound pada perdagangan hari ini, Senin (17/12/2018), saat investor mencermati tanda-tanda terkini mengenai prospek ekonomi global.
Bursa saham Tokyo, Jepang/
Bursa saham Tokyo, Jepang/

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang berhasil rebound pada perdagangan hari ini, Senin (17/12/2018), saat investor mencermati tanda-tanda terkini mengenai prospek ekonomi global.

Indeks Topix ditutup naik 0,13% atau 2,04 poin di level 1.594,20. Topix mulai rebound dari pelemahannya ketika dibuka di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,03% atau 0,54 poin di posisi 1.592,70 pagi tadi. Adapun pada perdagangan Jumat (14/12), Topix ditutup melorot 1,51% di level 1.592,16.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2.109 saham pada indeks Topix, 1.403 saham di antaranya menguat, 646 saham melemah, dan 60 saham stagnan.

Saham Central Japan Railway Co. dan Murata Manufacturing Co. Ltd. yang masing-masing naik 2,58% dan 1,81% menjadi pendorong utama atas rebound Topix pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir di zona hijau dengan naik 0,62% atau 132,05 poin di level 21.506,88, setelah berakhir anjlok 2,02% atau 441,36 poin di posisi 21.374,83 pada perdagangan Jumat (14/12).

Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei, 119 saham menguat, 99 saham melemah, dan 7 saham stagnan. Saham FamilyMart UNY Holdings Co. Ltd. (+6,02%), Tokyo Electron Ltd. (+1,80%), dan Fast Retailing Co. Ltd. (+0,36%) menjadi pendongkrak utamanya.

Turut menopang rebound bursa saham Jepang, nilai tukar yen, yang biasanya mendapat keuntungan dari pergolakan geopolitik, terpantau berbalik melemah 0,04 poin atau 0,04% ke level 113,42 yen per dolar AS pada pukul 15.12 WIB, setelah dibuka terapresiasi 0,02% atau 0,02 poin di posisi 113,36 pagi tadi.

Dilansir dari Bloomberg, data ekonomi China yang lesu telah menggoyahkan pasar saham global pada perdagangan Jumat (14/12), dengan indeks S&P 500 meluncur ke level terendahnya sejak April.

Purchasing Managers’ Index manufaktur AS dilaporkan telah melambat pada bulan Desember ke tingkat terendahnya dalam 13 bulan, sedangkan data ritel penjualan melampaui perkiraan dengan pertumbuhan 0,2%.

"Valuasi saham Jepang sangat murah," kata Naoki Fujiwara, chief fund manager di Shinkin Asset Management Co. “Orang-orang menjadi terlalu pesimistis tentang prospek ekonomi AS, karena negara itu kemungkinan akan masuk ke resesi, meskipun pertumbuhan mungkin melambat tahun depan. Juga, kinerja keuangan perusahaan Jepang tidak terlihat buruk.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper