Bisnis.com, PADANG - PT Bakrie & Brother Tbk mengharapkan proyek gasifikasi batubara di Kalimantan dapat segera dimulai.
Bobby Gafur Sulistyo Umar, Direktur Utama Bakrie & Brother menuturkan saat ini proyek gasifikasi ini tengah masuk tahap studi kelayakan.
"Ini masuk tahap riset perhitungan cost antara berapa modal, harga batu bara dikonversi menjadi gas. Tapi arahnya sebentar lagi, mungkin tidak lama lagi sudah keluar hasilnya," kata Bobby di sela-sela Kongres Persatuan Insinyur Indonesia di Padang, Kamis (6/12/2018).
Bobby menuturkan dalam proyek gasifikasi batubara di Kalimantan ini, pihaknya akan menjadi penyedia bahan baku batu bara. Sedangkan untuk proyek gasifikasi sendiri selain menggandeng investor dalam negeri juga menjaring mitra bisnis dari China. "Sizenya berapa? Itu masih dihitung. Secepatnya," katanya.
Sebelumnya pada Semester I/2018 lalu Kementerian Koordinator Kemaritiman mengumumkan telah melakukan penandatanganan dua nota kesepahaman dan lima kontrak kerja sama antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan China.
Kontrak kerjasama yang ditandatangani yakni pengembangan industri gasifikasi batubara US$700 juta oleh Komisaris BNBR dengan investor. Selain itu proyek hydropower di Kayan senilai US$ 2 miliar, juga perjanjian investasi joint venture untuk hydropower plant di Sungai Kayan senilai US$17,8 miliar.
Baca Juga
Selanjutnya perjanjian investasi joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali senilai US$ 1,6 miliar. Sedangkan kontrak kelima terkait pengembangan steel smelter senilai US$ 1,2 miliar di Morowali.
Sedangkan dua nota kesepahaman yang disepakati yakni pengembangan mobil-motor listrik dan pengembangan Tanah Kuning Mangkupadi Industrial Park di Kalimantan Utara.