Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengelola terminal kendaraan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. meraih penghargaan tertinggi pelayanan prima yaitu Pelayanan Prima Utama untuk Unit pelayanan Publik Sektor Transportasi 2018 dari Kementerian Perhubungan.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Chiefy Adi Kusmargono pada Senin (17/9/2018).
Berdasarkan keterangan resmi yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan sandi IPCC tersebut mendapatkan penghargaan pelayanan prima karena memenuhi sembilan instrumen atau kriteria penilaian.
Kriteria-kriteria tersebut yaitu visi misi dan motto pelayanan, standar pelayanan dan maklumat pelayanan, sistem mekanisme prosedur, sumber daya manusia, sarana prasarana pelayanan, penanganan pengaduan, Survei Kepuasan Masyarakat (SKM), sistem informasi pelayanan publik dan produktivitas dalam pencapaian target pelayanan.
“Penghargaan ini mendorong perbaikan dan inovasi pelayanan kepada masyarakat khususnya pengguna jasa. Kami menjunjung tata kelola perusahaan atau GCG dan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk mewujudkan IPC Car Terminal yang berkelas dunia,” ungkap Chiefy dalam keterangan resmi, Senin (17/9/2018).
Adapun, pekan lalu Indonesia Kendaraan Terminal turut merayakan ekspor kendaraan PT Toyota Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang sudah mencapai 1,3 juta unit selama 1987—2018. IPCC merupakan dedicated terminal untuk kegiatan ekspor dari Toyota.
Pertumbuhan yang tinggi pada ekspor otomotif akan memberikan imbas bagi kinerja Indonesia Kendaraan Terminal. Dalam laporan keuangan perseroan, pendapatan dan laba bersih IPCC tumbuh masing-masing sebesar 28% dan 58% menjadi Rp250 miliar dan Rp94,9 miliar pada semester I/2018.
Tahun ini, IPCC menargetkan perolehan laba bersih dapat mencapai Rp220 miliar atau tumbuh 69% yoy. Pada tahun ini, IPCC mendapat tambahan dari pengalihan throughput kendaraan yang sebelumnya dikelola oleh Port of Tanjung Priok (afiliasi) sebagai bagian dari kebijakan spesialisasi (zonasi) bisnis yang dilakukan Pelindo II.