Bisnis.com, JAKARTA – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. memperkuat fasilitas dan infrastruktur perseroan untuk meningkatkan daya saing ekspor otomotif nasional. Perseroan menargetkan dapat menjadi terminal kendaraan 5 besar dunia.
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Chiefy Adi Kusmargono menyampaikan perseroan meningkatkan infrastruktur mulai dari kualitas pengoperasian hingga kapasitas terminal, sehingga kebutuhan industri otomotif atas terminal yang dedicated dapat terpenuhi.
“Kami fokus terhadap kebutuhan pelanggan. Potensi ekspor otomotif Indonesia besar sehingga membutuhkan terminal khusus utuk kendaraan,” ungkap Chiefy melalui keterangan resmi, Rabu (5/9/2018).
Chiefy menyampaikan Indonesia Kendaaan Terminal memiliki fasilitas mendukung guna memudahkan proses ekspor kendaraan seperti pelayanan handling, fasilitas yang lengkap untuk jasa Vehicle Processing Center (VPC), Equipment Processing Center (EPC), PortStock, hingga termasuk kualitas akses jalan.
Adapun, pada Rabu (5/9) Indonesia Kendaraan Terminal berperan sebagai operator dedicated terminal untuk mengekspor kendaraan dari PT Toyota Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang sudah mencapai 1,3 juta unit selama 1987—2018. Perayaan tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo, Menperin Airlangga Hartarto, Mendag Enggartiasto Lukita, Men-BUMN Rini M. Soemarno, dan Menhub Budi Karya Sumadi.
Menurut catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, ekspor mobil utuh Indonesia tahun 2017 tumbuh 18,9% atau menjadi 231.169 unit. Tahun ini TMMIN menargetkan pertumbuhan ekspor mobil untuk merk Toyota dan Daihatsu dapat tumbuh 25-45%.
Selain TMMIN, APM (Agen Pemegang Merk) lainnya seperti Suzuki pada semester I/2018 telah membukukan kenaikan ekspor kendaraan utuh sebesar 13,8% menjadi 14.479 unit, sedangkan PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia akan memulai ekspor perdana Mitsubishi Xpander tahun ini yang ditargetkan akan mencapai 45.000 unit.
Pertumbuhan yang tinggi pada ekspor otomotif tersebut akan memberikan imbas bagi kinerja Indonesia Kendaraan Terminal. Dalam laporan keuangan emiten dengan sandi IPCC tersebut,pendapatan dan laba bersih IPCC tumbuh masing-masing sebesar 28% dan 58% menjadi Rp250 miliar dan Rp94,9 miliar pada semester I/2018.
Secara operasional di semester I/2018, throughput kendaraan naik 10,3% menjadi 186.928 unit, untuk heavy equipment naik 81% menjadi 20.099 unit dan spareparts naik 44,9% menjadi 48.900 M3.
Tahun ini, IPCC menargetkan perolehan laba bersih dapat mencapai Rp220 miliar atau tumbuh 69% yoy. Di tahun ini IPCC mendapat tambahan dari pengalihan throughput kendaraan yang sebelumnya dikelola oleh Port of Tanjung Priok (afiliasi) sebagai bagian dari kebijakan spesialisasi (zonasi) bisnis yang dilakukan Pelindo II.
Segmen ekspor-impor mendominasi pendapatan IPCC, namun perusahaan terus mengoptimalkan potensi segmen domestik yang dinilai masih besar kedepan seperti Transhipment Roro Services dan kerjasama operasi dengan pelabuhan domestik yang dimiliki Pelindo I, III dan IV.
IPCC telah melakukan penandatangan MoU dengan Pelindo IV untuk kerjasama pengoperasian car terminal di pelabuhan Makassar dan Samarinda. Langkah ini adalah upaya IPCC untuk menggali potensi bisnis di wilayah Indonesia khususnya Indonesia Timur yang masuk dalam jalur pelayaran internasional.
“Sebagai perusahaan pengelola terminal kendaraan satu-satunya di Indonesia yang bertaraf internasional, IPCC perlu mewujudkan posisinya sebagai terminal kendaraan Indonesia incorporated dengan wilayah operasional yang terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia” ungkap Chiefy.