Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten perkebunan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. mematok pertumbuhan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada tahun ini dapat meningkat pada kisaran 4%—8% dari tahun lalu yang tercatat sebesar 389.000 ton.
Direktur Keuangan London Sumatra Indonesia Tan Agustinus Dermawan menyampaikan, kinerja perseroan mengalami penurunan pada semester I/2018 baik dari sisi pendapatan dan laba bersih, meski produksi CPO perseroan tercatat mengalami kenaikan 4%.
"Pada semester I/2018, produksi TBS [tandan buah segar] kami meningkat 9% menjadi 636.500 ton dan produksi CPO naik 4% menjadi 186.800 ton [yoy]. Namun, penjualan tetap menurun karena beberapa faktor," jelas Agustinus di Jakarta, Senin (27/8/2018).
Agustinus menyampaikan angka penjualan bersih yang dibukukan perseroan pada semester I/2018 tercatat turun karena penurunan harga jual CPO dan pergeseran realisasi penjualan dari kontrak perseroan. Pada semester II/2018, dia memprediksi kinerja pasar akan lebih baik.
Terkait dengan target pendapatan dan laba bersih perseroan, Agustinus mengatakan perseroan masih memantau kondisi pasar dan pergerakan harga CPO dunia. Apalagi, pada semester II/2018 ini pemerintah berencana mengimplementasikan bauran CPO pada bahan bakar melalui program B20.
Presiden Direktur London Sumatra Indonesia Benny Tjoeng menyampaikan kebijakan implementasi B20 tersebut akan dapat memengaruhi harga CPO karena memengaruhi permintaan komoditas tersebut.
“Demand CPO akan meningkat karena konsumsinya untuk bahan pencampur. Hopefully harga akan naik. Namun kebijakan itu bukan satu-satunya faktor. Perlu dilihat juga misalnya produksi soya karena produk itu dapat menjadi substitusi,” ungkap Benny.
Terkait keterlibatan perusahaan pada program tersebut, entitas anak Grup Salim tersebut menyebut sejauh ini belum ada rencana penambahan kapasitas produksi CPO khusus untuk B20. Seluruh CPO perseroan diserap langsung oleh perusahaan dalam grup yang memproduksi minyak goreng.
Adapun, emiten dengan kode saham LSIP tersebut membukukan penjualan Rp1,76 triliun pada semester I/2018 atau turun 28,5% dibandingkan dengan semester I/2017. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp224,9 miiar, tergerus 47,5% yoy.