Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang berakhir variatif pada perdagangan hari ini, Selasa (31/7/2018).
Indeks Topix dibuka turun 4,14 poin atau 0,23% di level 1.764,01 dan berakhir melemah 14,86 poin atau 0,84% di level 1.753,29. Pada perdagangan Senin (30/7), Topix ditutup melemah 0,43% atau 7,61 poin di posisi 1.768,15.
Berdasarkan data Bloomberg, dari 2.091 saham pada indeks Topix, 608 saham di antaranya menguat, 1.430 saham melemah, dan 53 saham stagnan.
Saham Toyota Motor Corp. dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. yang masing-masing turun 2,51% dan 1,96% menjadi penekan utama terhadap koreksi Topix pada perdagangan hari ini.
Adapun indeks Nikkei 225 mampu mengakhiri pergerakannya di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,04% atau 8,88 poin di level 22.553,72, setelah dibuka turun 0,32% atau 72,72 poin di posisi 22.472,12.
Sebanyak 85 saham menguat, 136 saham melemah, dan 4 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang naik 2,14% menjadi penopang utama terhadap penguatan Nikkei pada akhir perdagangan hari ini, diikuti saham TDK Corp. yang naik 4,01%.
Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau melemah 0,10% atau 0,11 poin ke posisi 111,17 per dolar AS pada pukul 14.03 WIB, setelah dibuka menguat tipis 0,03% atau 0,03 poin di posisi 111,03.
Pasar finansial di Jepang bergerak variatif setelah Bank of Japan (BoJ) mempertahankan kebijakan moneternya dalam rapat yang berakhir hari ini. Seperti yang diprediksi pasar, BoJ mempertahankan suku bunga jangka pendek di posisi -0,1% dan target imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun di 0%.
Meski demikian, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda juga mengindikasikan bahwa BoJ akan menolerir imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun menyimpang sebesar 0,2% dari nol, dibandingkan dengan 0,1% saat ini.
Selain itu, BoJ akan meningkatkan jumlah pembelian exchange traded funds (ETF) yang terkait dengan Topix menjadi 4,2 triliun yen (US$38 miliar) dari 2,7 triliun yen. Peningkatan ataupun pemangkasan pembelian ETF atau JREIT disebut bergantung pada kondisi pasar.