Bisnis.com, JAKARTA --
Emisi ini adalah obligasi berkelanjutan I ROTI Tahap I 2013 yang dirilis pada 2013. Vice President Investor Relations & Corporate Communication Nippon Indosari Corpindo Lukito Kurniawan Gozali mengungkapkan, perseroan melunasi obligasi dengan menggunakan dana internal.
"Perseroan telah melakukan pelunasan terhadap pokok dan melakukan pembaran bunga ke-20 atas obligasi berkelanjutan I ROTI Tahap I 2013 dengan sumber dana dari internal," tulisnya melalui keterbukaan informasi, Kamis (12/7/2018).
Dalam laporan keuangan per Maret 2018, kas dan setara kas yang dimiliki produsen yang dikenal dengan brand Sari Roti mencapai Rp1,79 triliun. Sementara itu, nilai utang bank jangka pendek dan bagian jangka pendek atas masing-masing senilai Rp131,51 miliar dan Rp499,77 miliar.
Di sisi lain, utang obligasi jangka panjang yang dimiliki perseroan mencapai Rp498,39 miliar. Lukito mengatakan, pelunasan surat utang tersebut, maka rasio debt to EBITDA perseroan akan berkurang signifikan.
Pada kuartal I/2018, nilai penjualan ROTI mencapai Rp659,06 miliar, tumbuh 9,39% dari posisi Rp602,45 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per Maret 2018 senilai Rp29,05 miliar.
Pada tahun ini, ROTI mengincar pertumbuhan penjualan hingga 15% secara tahunan sampai akhir 2018. Selain itu,, ROTI juga berencana untuk mengendalikan beban-beban perusahaan dengan mempertajam efisiensi. Dia juga mengungkapkan, perseroan ingin menjai produsen roti terdepan di Asia, sehingga tidak menutup kemungkinan akan melakukan ekspansi lagi ke luar negeri.
Di sisi lain, ROTI juga berencana melakukan buyback sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor perseroan atau maksimal 618,64 juta. Adapun tujuan pelaksanaan buyback adalah menstabilkan harga saham.