Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten transportasi PT Batavia Prosperindo Trans Tbk. pada tahun ini diyakini kian positif, terutama didorong pembangunan infrastruktur dan arus deras belanja daring (e-commerce) masyarakat yang membutuhkan dukungan logistik.
Sales Director Batavia Prosperindo Trans Rima Rupita menyampaikan dengan banyaknya pembangunan proyek infrastruktur, perusahana-perusahaan lebih memilih menggunakan jasa sewa kendaraan untuk pengerjaan proyek, dibandingkan membeli aset sendiri.
“Pembangunan infrastruktur itu sangat berpengaruh. Selain itu, sektor e-commerce juga sangat membantu bisnis kami lebih maju karena belanja online akan membutuhkan jasa logistik untuk distribusi barang,” ungkap Rima di Jakarta, Senin (9/7).
Rima menyapaikan perseroan sejauh ini fokus untuk penambahan armada yang ditargetkan mencapai 2.500 unit per akhir 2018 dari 1.300 unit per akhir 2017. Meski bergerak di bidang penyewaan kendaraan dan logistik, perseroan tidak memiliki aset pergudangan.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, Rima menyebut pertumbuhan armada perseroan mencapai 125% per tahun. Saat ini, klien perusahaan berasal dari latar belakang yang bervariasi seperti perbankan, manufaktur, produsen consumer goods, dan perusahaan infrastruktur.
Direktur Utama Batavia Prosperindo Trans Paulus Handigdo menyampaikan, perseroan akan menggunakan dana hasil IPO sebesar 50% untuk belanja armada, sedangkan sisanya akan digunakan untuk membantu pembiayaan kendaraan perseroan yang masih dalam tahap leasing.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik akan meningkatkan kebutuhan transportasi barang dan orang pada sektor korporasi yang merupakan pasar perseroan. Selain itu, kenaikan pendapatan kelas menengah di Indonesia dan perubahan gaya hidup serta kebutuhan alat transportasi yang nyaman, merupakan prospek pasar perseroan,” ungkap Paulus.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, emiten dengan kode saham BPTR tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp60,63 miliar selama 2017, meningkat 117,1% dibandingkan capaian perseroan pada 2016 yang sebesar Rp27,93 miliar.
Pada tahun lalu, perseroan membukukan laba neto tahun berjalan sebesar Rp3,3 miliar, meningkat 171,3% dibandingkan tahun sebelumnya.