Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rancang Sekuritisasi Aset, Garuda Indonesia (GIAA) Hitung Valuasi Rute Ke Timur Tengah

Emiten maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. masih melakukan kajian terhadap rencana perseroan untuk memperoleh dana melalui sekuritisasi aset. Perseroan sedang mengkaji untuk menemukan nilai penerbangan perseroan ke negara-negara di Timur Tengah.
Penumpang bersiap menaiki pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Frans Kaisiepo Biak, Papua, Selasa (29/10/2013). /Bisnis-Dwi Prasetya
Penumpang bersiap menaiki pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Frans Kaisiepo Biak, Papua, Selasa (29/10/2013). /Bisnis-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. masih melakukan kajian terhadap rencana perseroan untuk memperoleh dana melalui sekuritisasi aset. Perseroan sedang mengkaji untuk menemukan nilai penerbangan perseroan ke negara-negara di Timur Tengah.

VP Corporate Secretary & Investor Relations Garuda Indonesia Hengki Heriandono mengungkapkan perseroan masih dalam tahap awal untuk mengeksekusi rencana tersebut. Kendati demikian, emiten dengan sandi GIAA tersebut menargetkan sekuritisasi aset dapat direalisasikan tahun ini.

"Kami masih dalam proses untuk hire vendor dan konsultan untuk menilai rute-rute tersebut. Rencananya [yang akan dieksekusi] ke Timur Tengah. Target nilai perolehan dananya belum kami tetapkan," ungkap Hengki pada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Hengki mengungkapkan perseroan mempertimbangkan rute penerbangan ke Timur Tengah untuk disekuritisasi karena penerbangan ke Jeddah dan Madinah memiliki pasar mapan, yaitu masyarakat yang melakukan umrah sepanjang tahun, dan masyarakat yang setiap tahun menunaikan ibadah haji.

Menurutnya, langkah sekuritisasi aset dapat menjadi alternatif di tengah fluktuasi pasar domestik. Perseroan pun baru saja memutuskan menunda penerbitan obligasi global (global bond) senilai US$750 juta, merujuk pada kondisi pasar yang tidak menentu.

Adapun, dengan penerbangan ke dua negara di Timur Tengah, Garuda Indonesia memiliki pasar mapan yaitu lebih dari 800.000 jamaah umrah dan jamaah haji yang jumlahnya sekitar 250.000 orang per tahun. Pasar ini merupakan keunggulan perseroan sehingga diharapkan dapat memberikan nilai sekuritisasi yang signifikan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury sebelumnya mengungkapkan perseroan tengah mempelajari opsi pendanaan tersebut dan menyasar rute-rute padat untuk sekuritisasi.

“Kami akan melihat kondisi pasar seperti apa [untuk fund raising]. Kami menyiapkan opsi lain seperti sindikasi dan sekuritisasi. Sekuritisasi akan dalam rupiah dan kami melihat pada rute-rute tertentu yang pendapatan yang akan diperolehnya, dinilai potensial oleh market,” ungkap Pahala awal Mei 2018.

Pahala mengungkapkan perseroan melirik opsi sekuritisasi tanpa menyampingkan rencana untuk menerbitkan obligasi global yang sebelumnya disepakati sebanyak-banyak-banyaknya sebesar US$750 dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pada tahun ini, perseroan memiliki obligasi yang akan jatuh tempo senilai Rp2 triliun, dan pada 2020 akan ada utang yang jatuh tempo senilai US$500 juta.

“Yang jelas kami fokus mencari sumber pendanaan yang lebih murah dari cost of financing kami sebelumnya,” ungkap Pahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper