Bisnis.com, JAKARTA – Produsen aluminium dan tembaga PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. berupaya memperluas penetrasi ekspor ke pasar-pasar di Asia. Meski pasar dalam negeri tumbuh, perseroan akan tetap mempertahankan porsi ekspor produk di level 40%.
Direktur Tembaga Mulia Semanan Heri Setiono menyampaikan kebijakan pemerintah dalam memacu pertumbuhan industri tembaga dan aluminium selama ini cukup memadai. Kendati demikian, dia meminta pemerintah untuk berupaya menjaga kestabilan nilai tukar.
“Kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor sejauh ini cukup baik, tapi dengan goncangan moneter yang terjadi akhir-akhir ini, dikhawatirkan goncangan tersebut dapat berdampak pada kinerja perseroan,” ungkap Heri melalui keterangan resmi, Rabu (16/5/2018).
Dia menjelaskan sejauh ini gejolak moneter tersebut masih dapat diatasi berkat kerja sama perseroan dengan semua podusen kabel dan para pengguna tembaga, produsen bahan baku, dan para pelanggan, sehingga tiap gejolak dapat diatasi.
Pada tahun lalu, emiten berkode TBMS ini membukukan pendapatan US$630,6 juta, meningkat 35,23% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$466,33. Dari penjualan teserbut, perseroan membukukan laba kotor US$22,94 juta.
Volume penjualan tembaga meningkat 4% sedangkan aluminium tumbuh sebesar 56% dibandingkan pencapaian pada 2016. Terjadinya kenaikan nilai penjualan tersebut dipengaruhi oleh harga London Metal Exchange (LME).
Khusus untuk aluminium, kenaikan volume penjualan sangat dipengaruhi oleh PT PLN (Persero) sebagai pengguna akhir dari kabel aluminium di pasar domestik.
Pada tahun ini, perseroan akan menganggarkan belanja modal US$1,65 juta, yang akan digunakan untuk membeli parts dan upgrade kinerja mesin. Tahun ini, perseroan memperkiraan permintaan akan meningkat 3%.