Bisnis.com, JAKARTA – Berita seputar kinerja pasar saham Indonesia khususnya saat didera aksi bom menjadi sorotan media massa hari ini, Selasa (15/5/2018).
Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional hari ini:
Bom Tak Goyahkan Pasar. Teror bom yang terjadi di beberapa lokasi di Surabaya tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar saham dan nilai tukar rupiah. Sebaliknya, secara mengejutkan transaksi saham yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) menjadi yang terbesar kedua setelah Jabodetabek. (Bisnis Indonesia)
Berharap Berkah Apresiasi Dolar. Penguatan dolar AS terhadap rupiah diyakini meningkatkan kinerja ekspor Indonesia pada Mei, seiring dengan potensi kenaikan permintaan komoditas lokal oleh importir luar negeri sekitar 5%—7% dari bulan sebelumnya. (Bisnis Indonesia)
Terkoreksi, Tetapi Prospektif. Saham emiten BUMN dinilai masih layak dikoleksi untuk investasi jangka panjang meski harga saham mayoritas emiten pelat merah cenderung melorot sepanjang periode berjalan 2018. (Bisnis Indonesia)
RUU KUP Bakal Ditarik. Kementerian Keuangan dikabarkan akan menarik rancangan revisi Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dengan alasan yang belum jelas. (Bisnis Indonesia)
Daya Serap Pasar Modal Melemah. Selama tiga bulan terakhir, pasar saham domestik bergerak melemah. Tren ini sejalan dengan minat investor menghimpun pendanaan dari pasar modal. Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 20 April 2018, hanya tiga emiten yang menggelar penawaran umum terbatas (rights issue) dengan nilai Rp851,04 miliar. (Kontan)
Pasar Saham RI Masih Atraktif. Pasar saham Indonesia masih menjadi salah satu pasar saham yang paling atraktif di dunia. Dengan pertumbuhan laba emiten tahun ini yang diperkirakan mencapai 22% dan didukung perekonomian nasional yang ditargetkan tumbuh 5,4%, tak ada alasan bagi investor untuk berpaling dari pasar saham Indonesia. (Investor Daily)