Bisnis.com, JAKARTA – Emiten maskapai penerbangan PT Airasia Indonesia Tbk. membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp218,67 miliar pada periode Januari-Maret 2018.
Nilai tersebut meningkat 93% dibandingkan rugi bersih yang diderita perseroan pada kuartal I/2017 yaitu sebesar Rp111,97 miliar. Berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit yang dipublikasikan Air Asia, beban biaya emiten dengan kode saham CMPP tersebut meningkat cukup besar.
Perseroan tercatat membukukan pendapatan usaha sebesar Rp843,83 miliar, merosot sebesar 4,5% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp884,05 miliar.
Pada periode tersebut, beban usaha bersih perseroan naik 11% menjadi Rp1,12 triliun. Akibatnya, rugi usaha perseroan membengkak 123,8% menjadi Rp273,14 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, seluruh beban usaha mengalami kenaikan pada kuartal I/2018 seperti bahan bakar, sewa pesawat, dan beban penyusutan. Beberapa beban yang mengalami penurunan yaitu perawatan pesawat, pemasaran, dan beban operasi lain.
AirAsia Group Indonesia sebelumnya menyampaikan rencana memperkuat alat produksi dengan mendatangkan tiga unit pesawat berjenis Airbus A320 pada tahun ini. Dengan penambahan tersebut, armada maskapai menjadi 26 unit Airbus A320. Ketiga pesawat tersebut ditebus menggunakan sistem sewa operasi (operating lease).
Penambahan armada pesawat akan difokuskan untuk melayani rute-rute domestik di Indonesia. Sementara itu, secara grup, AirAsia berencana menambah pesawat hingga 525 unit hingga 2028.