Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga bahan baku dalam setahun terakhir telah menekan kinerja emiten ban nasional. Salah satunya adalah PT Gajah Tunggal Tbk., yang pada kuartal I/2018 membukukan laba yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp51,78 miliar.
Nilai tersebut merosot 75,98% dibandingkan kuartal I/2017. Director of Corporate Communications & Investor Relations Gajah Tunggal Catharina Widjaja mengatakan pada kuartal I/2018, margin kotor perusahaan menurun karena harga bahan baku yang meningkat.
“Pada kuartal I/2018, margin kotor perusahaan menjadi 17,7% dari 19,9% [secara year-on-year/yoy], disebabkan harga bahan baku selain karet yang lebih tinggi. Akibatnya, margin operasi perusahaan menjadi 8,5% [pada kuartal I/2018] dari sebelumnya 9,8%,” ungkapnya dalam pernyataan yang menyertai laporan keuangan perseroan, Senin (30/4/2018).
Catharina menjelaskan untuk dapat menangkal kenaikan harga bahan baku tersebut, perseroan berupaya menekan biaya operasional perusahaan terutama melalui biaya transportasi yang lebih rendah dan biaya pemasaran yang turun.
Adapun perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp3,17 triliun selama kuartal I/2018, meningkat tipis 2,38% secara yoy. Meski penjualan meningkat, faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi alasan penurunan laba bersih emiten dengan kode saham GJTL tersebut.
Dia melanjutkan kenaikan penjualan didorong oleh pasar domestik yang menguat. Perusahaan mencatat pada kuartal I/2018, penjualan domestik meningkat 19,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga dapat mengompensasi kelesuan pasar ekspor.
Selain itu, kinerja perusahaan di pasar pengganti dan Original Equipment Manufacturer (OEM) domestik juga menguat, dengan pertumbuhan secara tahunan masing-masing sebesar 14,5% dan 46,6%.
“Penjualan ke pasar pengganti domestik menguat dikarenakan peningkatan aktivitas ekonomi, khususnya di sektor terkait komoditas dan infrastruktur, yang menguntungkan segmen komersial,” terang Catharina.