Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2018, Penjualan INRU Turun 7,37%

Emiten produsen kertas dan bubur kertas, PT Toba Pulp Lestari Tbk,. membukukan penjualan sebesar US$23,73 juta sepanjang Januari-Maret 2018, tergerus 7,37% jika dibandingkan penjualan bersih perseroan selama kuartal I/2017 yang sebesar US$25,62 juta.
PT Toba Pulp Lestari Tbk menyerahkan bantuan lima unit perangkat komputer kepada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara/Bisnis - Siti Munawaroh
PT Toba Pulp Lestari Tbk menyerahkan bantuan lima unit perangkat komputer kepada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara/Bisnis - Siti Munawaroh

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen kertas dan bubur kertas, PT Toba Pulp Lestari Tbk,. membukukan penjualan sebesar US$23,73 juta sepanjang Januari-Maret 2018, tergerus 7,37% jika dibandingkan penjualan bersih perseroan selama kuartal I/2017 yang sebesar US$25,62 juta.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Senin (30/4/2018), emiten dengan kode saham INRU tersebut berhasil menekan beban pokok penjualan sebesar 11,18% secara year-on-year (yoy) menjadi US$20,81 juta pada kuartal I/2018. Alhasil, laba kotor perseroan pun meningkat menjadi US$2,92 juta pada kuartal I/2018, atau naik 33% secara yoy. 

Per 31 Maret 2018, perseroan pun berhasil menekan nilai kerugian menjadi US$1,03 juta, dari kuartal I/2017 yang sebesar US$4,02 juta. Perseroan berambisi dapat terus menekan nilai kerugian melalui efisiensi sekaligus menggenjot penjualan.

Bisnis mencatat pada awal tahun ini, INRU baru saja mendapatkan pinjaman sebesar US$150 juta dari Pinnacle Company Limited (PLC). Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kinerja produksi pabrik.

“Alasan perolehan pinjaman baru yaitu untuk keperluan perawatan mesin dan penggantian sejumlah mesin,” terang Manajemen INRU dalam keterbukaan informasi, belum lama ini.

INRU sebelumnya telah mendapatkan pinjaman dari PCL sebesar US$96.65 juta pada pertengahan 2017, disusul pinjaman sebesar US$150 juta pada November 2017. Kedua pinjaman tersebut diberikan dengan periode dan tingkat suku bunga digabung menjadi satu perjanjian.

Manajemen menyampaikan dengan pinjaman tersebut, diperkirakan akan ada peningkatan aset yang diperoleh dari investasi perseroan untuk mengganti sejumlah mesin produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper