Bisnis.com, JAKARTA - PT Manulife Asset Management Indonesia menilai saat ini merupakan momentum yang tepat untuk memperbesar porsi investasi di instrumen obligasi. Pasalnya, ada sejumlah sentimen positif yang mendorong perbaikan pasar obligasi di Tanah Air.
Pertama, keputusan Moody’s menaikkan sovereign rating Indonesia dari Baa3 menjadi Baa2, dari outlook positive menjadi stable yang diyakini akan memicu sentimen positif bagi pasar.
"Baru kali ini Indonesia mendapatkan rating Baa2 dengan outlook stable dari Moody’s," kata Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife di Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Kenaikan tersebut menyusul Fitch yang telah menaikkan rating Indonesia pada Desember 2017. Akan tetapi menurutny efek dari peningkatan rating ini tidak akan sebesar yang terjadi pada tahun 2011. "Karena kenaikan kali ini masih sama-sama terjadi dalam kategori investment grade," sambungnya.
Selain itu, obligasi Indonesia akan segera masuk dalam Indeks Bloomberg-Barclays Global Aggregate pada Juni mendatang. Menurutnya, kombinasi dari masuknya obligasi Indonesia ke dalam indeks Bloomberg-Barclays Global Aggregate dan kenaikan rating Fitch dan Moody’s berpotensi menarik aliran dana asing ke pasar obligasi Indonesia.
"Harapannya, aliran dana asing dapat membantu membiayai melebarnya defisit transaksi berjalan tahun ini, dan mendukung stabilitas nilai tukar," ujarnya.