Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Metalindo (BOLT) Targetkan Utilisasi Naik Menjadi 70% Tahun Ini

Setelah terpukul dengan kenaikan harga bahan baku dan stagnasi sektor otomotif pada tahun lalu, emiten komponen PT Garuda Metalindo Tbk. memprediksi utilisasi perseroan akan terkerek tipis pada tahun ini.
Direktur Utama PT Garuda Metalindo Ervin Wijaya (tengah) berbincang dengan Direktur Lenny Wijaya (dari kiri), Komisaris Utama Herman Wijaya, Direktur Keuangan Anthony Wijaya, dan Komisaris Andree Wijaya, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan perseroan,  di Jakarta, Kamis (12/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Garuda Metalindo Ervin Wijaya (tengah) berbincang dengan Direktur Lenny Wijaya (dari kiri), Komisaris Utama Herman Wijaya, Direktur Keuangan Anthony Wijaya, dan Komisaris Andree Wijaya, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan perseroan, di Jakarta, Kamis (12/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah terpukul dengan kenaikan harga bahan baku dan stagnasi sektor otomotif pada tahun lalu, emiten komponen PT Garuda Metalindo Tbk. memprediksi utilisasi perseroan akan terkerek tipis pada tahun ini.

Pada tahun lalu, pasar otomotif yang lesu sekaligus harga bahan baku yang konsisten menanjak berdampak pada penurunan utilisasi perseroan ke level 60%. Tahun ini, perseroan memprediksi utilisasi dapat meningkat ke level 70%.

Direktur Keuangan dan Pemasaran Garuda Metalindo Anthony Wijaya mengungkapkan perseroan akan melakukan penambahan sejumlah mesin pada tahun ini. Mesin-mesin tersebut akan memproduksi beberapa komponen khusus.

“Memang kapasitas produksi kami tidak akan bertambah banyak, karena akan ada belanja mesin untuk produk-produk tertentu. Mesin kami yang sekarang ini dapat memproduksi banyak jenis komponen, tetapi memang butuh mesin untuk membuat komponen khusus,” ungkap Anthony di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Anthony menjelaskan penambahan kapasitas produksi untuk produk-produk tertentu tersebut akan mengerek utilisasi mesin secara keseluruhan. Tahun ini, perseroan menganggarkan Rp42 miliar untuk belanja permesinan khusus, dari total Rp75 miliar anggaran belanja modal (capital expenditure/capex).

Untuk pengadaan mesin terebut, Anthony menyampaikan perusahaan akan mendapatkan fasilitas kemudahan pembayaran dengan payment terms selama 12 bulan. Untuk itu, emiten dengan kode saham BOLT tersebut masih mampu bergantung pada kas internal perusahaan.

“Harga pembelian mesin sebesar Rp42 miliar, dengan difasilitasi pembayarannya oleh mereka [pihak penyuplai mesin]. Tahun ini kami juga akan membangun logistic center di Cibitung, sehingga lokasi logistic center yang sekarang akan menjadi lokasi operasional mesin-mesin baru,” ungkap Anthony.

Adapun, saat ini kapasitas produksi pabrik perseroan secara total adalah 3.000 ton per bulan atau sekitar 36.000 ton komponen per tahun.

Direktur Utama Garuda Metalindo Ervin Wijaya sebelumnya menyampaikan selama 3 bulan berjalan, harga bahan baku perseroan yaitu besi dan baja kian meningkat. Selain meningkatkan produktivitas pabrik, manajemen berambisi menekan volume barang gagal (reject rate) sebesar 2%—3% tahun ini.

“Tahun lalu, reject rate kami memang tidak sampai 5%, tapi kalau bisa lebih ditekan 2%—3% itu dampaknya bisa bagus sekali. Kami sedang memikirkan beberapa aksi untuk automatisasi dan integrasi mesin-mesin sehingga bisa meningkatkan efisiensi,” ungkap Ervin.

Manajemen berharap upaya efisiensi akan dapat mengompensasi kenaikan biaya produksi perseroan yang disebabkan peningkatan harga bahan baku, sekaligus perlemahan nilai tukar rupiah. Pasalnya, kenaikan biaya produksi terpaksa dibebankan kepada konsumen sehingga daya saing produk bisa menurun.

Menurut Ervin, pasar kendaraan bermotor memang akan cenderung stagnan selama hingga tahun depan, namun dalam jangka panjang, infrastruktur jalan akan mengerek belanja kendaraan. Hingga tahun depan, belanja kendaraan diprediksi masih akan terganggu oleh pelaksanaan agenda politik.

Adapun, BOLT membukukan penurunan laba bersih 14,4% menjadi Rp92,81 miliar pada 2017. Garuda Metalindo menyuplai produk pada Grup Astra dan pada 2017, penjualan ke PT Astra Honda Motor dan PT Astra Daihatsu Motor mengalami penurunan.

Pada tahun lalu, penjualan BOLT pada Astra Honda sebesar Rp480,16 miliar atau turun 9,93% (yoy), sedangkan penjualan pada Astra Daihatsu turun 9,98% (yoy) menjadi Rp37,31 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper