Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Metalindo (BOLT) Bagi Dividen Rp32 per Saham

Emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk. memutuskan pembagian dividen sebesar Rp75 miliar atau Rp32 per saham. Besaran dividen tersebut merupakan 80% dari laba bersih perseroan pada 2017 sebesar Rp92,22 Miliar.
Direktur Utama PT Garuda Metalindo Ervin Wijaya (tengah) berbincang dengan Direktur Lenny Wijaya (dari kiri), Komisaris Utama Herman Wijaya, Direktur Keuangan Anthony Wijaya, dan Komisaris Andree Wijaya, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan perseroan,  di Jakarta, Kamis (12/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Garuda Metalindo Ervin Wijaya (tengah) berbincang dengan Direktur Lenny Wijaya (dari kiri), Komisaris Utama Herman Wijaya, Direktur Keuangan Anthony Wijaya, dan Komisaris Andree Wijaya, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan perseroan, di Jakarta, Kamis (12/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk. memutuskan pembagian dividen sebesar Rp75 miliar atau Rp32 per saham. Besaran dividen tersebut merupakan 80% dari laba bersih perseroan pada 2017.

Direktur Utama Garuda Metalindo Ervin Wijaya mengungkapkan kinerja perseroan tahun lalu memang terkoreksi dari sisi pendapatan bersih dan laba. Kendati demikian, kas internal perusahaan cukup kuat mengingat penurunan laba terjadi karena perusahaan melakukan akuisisi.

“Tahun lalu [pendapatan dan laba bersih] turun karena kami mengakuisisi PT Mega Pratama Ferindo pada bulan Juni. Selain itu harga baja unia juga mulai naik sehingga cost untuk bahan baku meningkat,” ungkap Ervin usai memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/4).

Ervin menyampaikan kenaikan bahan baku telah didertia perusahaan sejak kuartal II/2017, dan kian tinggi pada kuartal III/2017. Selain itu, pertumbuhan sektor otomotif pada tahun lalu pun melambat sehingga turut memukul penjualan perusahaan.

Ervin menyebut pada kuartal pertama tahun ini, harga bahan baku berlanjut meningkat, seiring ketidakpastian di pasar global. Tahun ini, pertumbuhan sektor otomotif juga diprediksi belum agresif sehingga perseroan menetapkan target pertumbuhan laba konservatif di level 5%—10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper